10 Cara Menurunkan Bounce Rate Website dan Blog [2022]

0
2736

Website dan blog bisa menjadi cara tepat agar kamu terhubung dengan pelanggan, calon pelanggan, dan pengunjung. Akan tetapi, hal tersebut bukan berarti tanpa tantangan karena bounce rate masih menjadi masalah yang dihadapi oleh banyak pemilik website.

Belum pernah mendengar istilah bounce rate sebelumnya? Jika kamu menjalankan teknik Search Engine Optimization atau SEO, istilah tersebut harus kamu tahu. Bahkan kamu harus memahami apa itu bounce rate dan apa pengaruhnya terhadap website dan blog kamu.

Untuk bisa lebih memahami bounce rate, kamu bisa menyimak artikel satu ini yang juga akan membantu memberikan cara untuk menurunkannya. Tidak sabar? Yuk simak selengkapnya!

Apa Itu Bounce Rate?

Tidak semua pengunjung tertarik untuk menjelajahi semua halaman di website kamu, bukan? Apabila mereka berakhir di halaman pertama yang baru saja dikunjungi, bagaimana kamu bisa mengubahnya menjadi calon pelanggan?

Di sinilah kamu harus memahami apa itu bounce rate dan kenapa pengunjung website keluar begitu saja meninggalkan halaman yang mereka kunjungi. 

Bounce rate merupakan persentase yang berasal dari data pengunjung yang langsung meninggalkan website atau blog setelah membuka satu halaman. 

Apa itu bounce rate
Cari tahu jumlah pengunjung yang meninggalkan halaman website melalui bounce rate. (Sumber: pixabay)

Fitur dari Google Analytics, bounce rate memungkinkan kamu untuk menganalisis serta mengetahui apakah pengunjung betah menghabiskan waktu yang lama di halaman website kamu.

Semakin kecil angka persentase yang ditampilkan, semakin bagus halaman website kamu. Ada begitu banyak hal yang memengaruhi tingginya bounce rate, seperti user experience yang buruk, konten yang kurang berkualitas, dan lain sebagainya.

Sebelum memeriksa bounce rate, kamu bisa terlebih dahulu memastikan apakah kamu sudah memiliki website user-friendly atau belum.

Bagaimana Cara Mengecek Bounce Rate?

Apabila kamu ingin mengetahui angka bounce rate website atau blog milikmu, kamu bisa menggunakan Google Analytics. Namun, pastikan tool Google satu ini sudah terpasang di website kamu. Selanjutnya, lakukan langkah-langkah berikut.

  • Pertama, buka Google Analytics.
  • Kemudian, kamu bisa langsung klik Behaviour > Overview, di menu tersebut kamu akan mendapatkan rata-rata halaman website.
  • Buka menu Full Report jika ingin mendapatkan laporan bounce rate per halaman.

Cara Menghitung Bounce Rate

Cara menghitung bounce rate
Tinggi rendahnya bounce rate merepresentasikan kualitas suatu website. (Sumber: pexels)

Pada dasarnya, fungsi dari bounce rate adalah untuk mempermudah pemilik website atau blog untuk mengetahui kualitas tiap halaman web mereka. Meski sudah dihitung secara otomatis oleh Google Analytics, tetapi kamu bisa tetap menghitungnya secara manual menggunakan rumus berikut:

Jumlah kunjungan halaman tunggal : jumlah visitor x 100%

Misalnya, jika website kamu memiliki trafik sebesar 2000 dengan kunjungan 500 yang hanya membuka satu halaman. Ini berarti bahwa bounce rate dari website kamu adalah 25%. Hasil tersebut diperoleh dari 500/2000 x 100%. 

Semakin tinggi bounce rate sebuah website atau blog, semakin buruk kualitas konten website tersebut dinilai oleh search engine. Berikut adalah tingkatkan persentase bounce rate dan bagaimana mesin pencari melihatnya.

  • 80% ke atas berarti sangat buruk
  • 70% – 80% berarti buruk
  • 50% – 70% berarti rata-rata
  • 30% – 50% berarti baik
  • 20% ke bawah berarti website tersebut sempurna untuk pengunjung

Cara Menurunkan Bounce Rate Website dan Blog

Setelah melakukan penghitungan dan kamu merasa belum puas dengan kualitas website karena bounce rate yang dinilai cukup tinggi, kini kamu bisa menemukan cara tepat untuk menurunkan bounce rate. Hal ini tidak mustahil karena bisa dicoba dan kemudian kamu bisa bandingkan hasilnya sebelum dan sesudahnya.

Berikut adalah beberapa cara yang patut dicoba untuk menurunkan bounce rate.

Perbaiki Desain Website atau Blog

Salah satu alasan kenapa banyak pengunjung yang begitu cepat meninggalkan website bahkan tidak sampai 10 detik kunjungan adalah tampilan website itu sendiri. Kebanyakan orang sekarang ini lebih memilih website berbobot dan berkualitas.

Oleh karena itu, kamu harus memastikan bahwa website kamu tidak hanya menarik, tetapi juga unik dan profesional. Pengunjung akan betah berlama-lama di website atau blog yang memiliki ruang kosong yang lumayan serta pola desain yang menarik.

Jika kedua hal tersebut masih belum ada pada website kamu, perbaiki desainnya sekarang juga.

Tingkatkan Kecepatan Loading Website

Kecepatan website berpengaruh pada bounce rate website
Kecepatan website memengaruhi bounce rate website atau blog. (Sumber: unsplash)

Selain desain, kecepatan loading website juga harus kamu perhatikan. Jika tingkat bounce rate masih tinggi, sebaiknya segera cek dan tes waktu loading website kamu menggunakan GTMetrix.

Pengunjung tidak suka membuang waktu hanya untuk menunggu website yang sedang loading. Meskipun konten website tersebut begitu bagus, tetapi hal tersebut tidak akan memengaruhi pengunjung apabila mereka tidak bisa mengakses website dengan cepat. 

Website yang lambat bisa meningkatkan kemungkinan bounce rate yang semakin tinggi. Kamu bisa mulai mengoptimalkan loading website dari sekarang.

Website yang lambat juga akan mendapatkan peringkat yang lebih rendah di hasil pencarian Google atau yang dikenal dengan SERP. Mungkin masih banyak yang belum tahu kalau kecepatan website sangat berpengaruh terhadap optimasi on-page SEO yang dijalankan.

Kenapa loading website harus cepat? Coba temukan jawabannya melalui artikel ini!

Tampilkan Halaman yang Responsif

Website yang tidak responsif terhadap perangkat seluler tentu bisa menambah rasio pentalan website secara keseluruhan. Saat ini, semakin banyak orang menggunakan smartphone untuk mengakses website saat hendak mencari apa yang mereka butuhkan.

Itulah kenapa responsibilitas website atau blog harus kamu perhatikan. Hal tersebut juga dapat memengaruhi pengalaman pengguna website. Selain menampilkan halaman yang responsif, coba juga tips lain dalam meningkatkan user experience.

Tingkatkan Kualitas Konten

Tingkatkan kualitas konten untuk mengurangi bounce rate
Meningkatkan kualitas konten menjadi cara tepat menurunkan bounce rate. (Sumber: freepix)

Hal lain yang berpengaruh terhadap rasio pentalan website adalah kualitas konten website atau blog. Jika kecepatan website sudah optimal, kini saatnya kamu untuk memeriksa isi dan kualitas konten yang ada melalui content marketing yang tepat. 

Konten yang dibuat harus mudah dibaca sehingga pengunjung akan menghabiskan waktu mereka untuk membaca konten hingga akhir. Selain itu, konten website juga harus menarik karena ada ribuan konten di internet yang terindeks oleh mesin pencari melalui web crawler.

Agar konten kamu lebih menarik dan lebih mudah dibaca, berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu coba.

  • Gunakan kalimat-kalimat pendek karena pengguna internet terbiasa membaca cepat dan lebih menyukai paragraf yang singkat.
  • Manfaatkan subheading yang akan membantu pembaca menemukan poin-poin penting dari artikel.
  • Gunakan bullet atau numbering untuk menjelaskan manfaat atau poin yang perlu diperhatikan.
  • Bold beberapa keyword atau kata kunci namun jangan berlebihan.
  • Gunakan visual yang menarik berupa gambar ilustrasi, foto, infografik, atau video.
  • Ajukan beberapa pertanyaan dalam konten untuk mengundang partisipasi pembaca ketimbang hanya membaca keseluruhan konten.
  • Akhiri konten dengan subheading berupa kesimpulan.

Buat Alur Cerita Menjadi Menarik

Meski konten sudah disusun dengan rapi, tetapi alur ceritanya tidak boleh berantakan. Pastikan alura cerita disusun secara menarik. Ada begitu banyak konten yang harus kamu buat outstanding diantara konten lainnya. 

Apabila pembaca merasa terhubung dengan artikel yang mereka baca, itu berarti alur cerita yang kamu gunakan sudah bagus. Hal tersebut akan membuat mereka sedang membaca sebuah cerita atau bahkan pengalaman mereka sendiri. Gunakan kata ganti yang sesuai dengan gaya bahasa pembaca.

Gunakan Popup Sewajarnya

Popup memang bisa membantu kamu mendapatkan leads melalui subscriber blog atau newsletter. Akan tetapi, popup juga tidak begitu disukai oleh pengunjung website. Jika ingin menggunakan popup, gunakan sewajarnya saja agar tidak mengganggu pengunjung.

Apabila pengunjung terus disodori popup, bukan tidak mungkin mereka akan malas untuk membaca konten di website atau blog sehingga memutuskan untuk meninggalkan halaman yang dikunjungi.

Pilih Topik yang Relevan

Website kamu mendapatkan trafik tinggi? Eits, coba periksa kembali dari mana trafik tersebut berasal apakah dari keyword yang relevan atau tidak. Penggunaan keyword yang tidak berhubungan dengan produk atau layanan yang ditawarkan di website berpotensi mempertinggi bounce rate. 

Untuk menghindari hal tersebut, lakukan riset keyword dengan volume pencarian tinggi. Selain itu, kamu juga harus perhatikan apakan keyword tersebut relevan dengan produk kamu atau tidak. 

Pelajari juga apa dan seperti apa keyword cannibalization yang juga berpengaruh pada kualitas konten dari sisi search engine atau mesin pencari.

Pengaturan link agar bounce rate turun
Atur link agar dibuka di new tab supaya kamu bisa menurunkan bounce rate. (Sumber: freepix)

Biasanya, terdapat tautan di sebuah konten baik tautan internal maupun tautan eksternal berupa backlink. Backlink adalah tautan dari satu website yang akan mengarahkan pengunjung ke website lain. 

Platform seperti WordPress mengatur pembaca untuk membuka link atau tautan di tab yang sama dengan halaman yang sedang dibuka. 

Sayangnya, hal tersebut bisa merusak pengalaman pembaca. Mengapa demikian? Mereka harus menekan tombol back untuk kembali ke halaman sebelumnya. 

Bayangkan jika mereka membuka banyak link sekaligus saat membaca sebuah artikel. Ini berarti bahwa mereka harus berkali-kali menekan tombol back atau kembali untuk kembali ke halaman awal.

Hal tersebut tidak hanya melelahkan pembaca tetapi juga bisa merugikan pemilik blog. Exit rate yang tinggi membuat bounce rate juga ikut naik. 

Oleh sebab itu, kamu harus mengarahkan pembaca atau pengunjung website/ blog ke tab baru saat mereka mengklik link pada anchor text di artikel. 

Dengan begitu, mereka bisa membaca artikel dari link tersebut tanpa harus meninggalkan halaman yang sebelumnya dibaca.

Rancang Tombol Call to Action (CTA) dengan Baik

Setelah menarik pengunjung dengan headline dan konten yang menarik, jangan sampai kamu kehilangan mereka hanya karena Call to Action (CTA) yang tidak menarik. Apabila hal ini terjadi, bukan tidak mungkin exit rate akan tinggi. 

Jadi, pastikan bahwa CTA yang kamu gunakan dirancang dengan baik dengan memperhatikan berbagai elemen dari CTA itu sendiri. 

Teks pada tombol CTA bisa menuntun pelanggan untuk mengklik tombol tersebut hingga mereka berada di halaman yang kamu tuju. Ini juga akan mengurangi bounce rate pada website atau blog yang kamu kelola.

Gunakan Navigasi yang Mudah

Agar kontenmu lebih mudah ditemukan, website harus memiliki navigasi yang mudah. Pengunjung akan masuk ke halaman website menggunakan navigasi untuk mencari konten atau informasi yang dibutuhkan. 

Navigasi yang rumit dapat mempersulit pengunjung sehingga mereka akan meninggal website kamu. Berikan preferensi pada struktur dari menu serta gunakan item menu drop-down pada website

Kesimpulan

Dengan mengetahui bounce rate atau rasio pentalan, kamu bisa mengetahui berapa banyak pengunjung yang meninggalkan website meski mereka baru mengunjungi satu halaman di awal pencariannya. 

Kamu juga bisa mengetahui kualitas halaman website. Sehingga kamu bisa menentukan apakah kamu harus meningkatkan kualitas halaman tersebut atau tidak.

Bounce rate yang tinggi juga akan membuat kamu kehilangan kesempatan untuk mendapatkan calon pembeli atau pelanggan potensial, bukan? 

Jika kamu membutuhkan layanan SEO, jangan ragu untuk menghubungi Exabytes yang menyediakan jasa SEO murah.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments