
Bayangkan dunia di mana kecerdasan buatan (AI) tidak hanya menjadi alat, tetapi juga partner yang memahami kebutuhan spesifik kita.
Di tengah perkembangan AI yang pesat, ada dua nama yang belakangan ini sedang hangat diperbincangkan, yaitu DeepSeek dan ChatGPT. Keduanya bukan sekadar produk teknologi, melainkan cerminan dari dua filosofi berbeda yang mencoba menjawab pertanyaan besar, “bagaimana AI seharusnya melayani manusia?”.
DeepSeek, dengan pendekatan open-source dan efisiensi komputasinya, hadir sebagai jawaban bagi para pengembang yang senang melakukan banyak eksplorasi.
Sementara ChatGPT, dengan kecanggihan dan fleksibilitasnya, menjadi sahabat digital bagi jutaan pengguna sehari-hari. Dalam artikel ini, kita tidak hanya akan membahas apa saja yang mereka tawarkan, tapi juga mencari tahu mana yang terbaik menyesuaikan kebutuhan kita .
Daftar Isi
Mengenal Apa Itu DeepSeek
DeepSeek adalah proyek kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh tim peneliti asal China. Model ini menggunakan pendekatan Mixture-of-Experts (MoE), yang memungkinkan efisiensi tinggi dalam penggunaan sumber daya komputasi.
Dengan arsitektur ini, DeepSeek mampu menangani tugas-tugas teknis seperti pemrograman dan pemrosesan data dengan lebih optimal.
Salah satu keunggulan utama DeepSeek adalah sifatnya yang lebih terbuka dan fleksibel dibandingkan dengan model AI lainnya.
Model ini dibuat dengan pendekatan open-source, yang berarti siapapun dapat mengakses, memodifikasi, dan menggunakannya untuk berbagai keperluan tanpa terikat biaya lisensi mahal.
Hal ini menjadi keuntungan besar bagi komunitas teknologi yang ingin mengeksplorasi AI secara lebih mendalam dan berkontribusi pada pengembangannya.
DeepSeek dirancang untuk bersaing dengan model AI besar seperti GPT dan Llama, dengan keunggulan pada efisiensi dan skalabilitas. Model ini mengandalkan teknologi deep learning dan transformer architecture, memungkinkan analisis teks yang lebih akurat serta pemrosesan bahasa alami yang lebih baik.
Dengan kemampuannya yang terus berkembang, DeepSeek telah digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari chatbot, penerjemah otomatis, asisten virtual, hingga pembuatan konten.
Fleksibilitas dan transparansinya menjadikan DeepSeek sebagai alternatif menarik bagi pengembang, perusahaan teknologi, dan komunitas AI yang ingin menggunakan kecerdasan buatan dengan lebih bebas dan inovatif.
Sejarah DeepSeek
DeepSeek didirikan pada Mei 2023 oleh Liang Wenfeng, seorang manajer dana lindung nilai yang visioner. Sebelumnya, pada tahun 2021, Liang mendirikan High-Flyer, sebuah dana lindung nilai yang sepenuhnya mengandalkan algoritma AI untuk aktivitas trading.
Awalnya, DeepSeek menghadapi tantangan dalam mendapatkan pendanaan dari venture capital karena dianggap sulit menghasilkan keuntungan dalam waktu singkat.
Namun, perusahaan ini berhasil bertahan dengan fokus pada penelitian dan inovasi, tanpa tekanan komersial jangka pendek.
Strategi ini memungkinkan DeepSeek untuk bereksperimen secara bebas dan menghindari regulasi ketat China terhadap teknologi berorientasi konsumen.
Salah satu terobosan besar DeepSeek adalah pengembangan model AI seperti DeepSeek Coder dan DeepSeek LLM, yang dirilis pada November 2023. Model-model ini dirancang untuk tugas pemrograman dan pemrosesan bahasa alami, menawarkan performa tinggi dengan biaya rendah.
Pada Mei 2024, DeepSeek meluncurkan DeepSeek V2, yang memperkenalkan arsitektur multi-head latent attention (MLA) dan mixture of experts (MoE), meningkatkan efisiensi dan performa model.
Puncak kesuksesan DeepSeek terjadi pada Desember 2024 dengan peluncuran DeepSeek V3, model dengan parameter yang dilatih hanya dalam 55 hari dengan biaya $5,58 juta. Model ini menyaingi performa OpenAI GPT-4 dan menjadi bukti bahwa inovasi AI tidak selalu membutuhkan sumber daya besar.
Keberhasilan DeepSeek tidak hanya terbatas pada teknologi, tetapi juga berdampak pada pasar saham global. Pada Januari 2025, peluncuran DeepSeek R1 menyebabkan penurunan drastis saham perusahaan teknologi AS seperti Nvidia, Microsoft, dan Alphabet.
Saham Nvidia bahkan anjlok 17% dalam sehari, mencatatkan rekor penurunan terbesar dalam sejarah.
DeepSeek juga dikenal dengan pendekatan open-source-nya. Model-modelnya dirilis dengan lisensi MIT, memungkinkan pengguna untuk mengunduh, memodifikasi, dan berkontribusi pada pengembangan teknologi ini. Pendekatan ini tidak hanya mendorong transparansi tetapi juga mempercepat inovasi melalui kolaborasi global.
Meskipun sukses, DeepSeek menghadapi tantangan signifikan, seperti pembatasan ekspor chip AI oleh AS.
Namun, perusahaan ini telah mengakumulasi stok chip Nvidia A100 sebanyak 10.000 hingga 50.000 unit sebelum pembatasan diberlakukan, yang menjadi fondasi penting bagi pengembangan model-modelnya.
Ke depannya, DeepSeek berencana untuk terus berinovasi dengan fokus pada efisiensi dan skalabilitas. Perusahaan ini telah menarik minat perusahaan besar seperti AWS, Toyota, dan Stripe, yang menunjukkan potensi adopsi luas di masa depan.
DeepSeek juga berkomitmen mempertahankan pendekatan open-source, mendorong demokratisasi teknologi AI.
Perbedaan Utama DeepSeek dan ChatGPT
Setelah memahami asal-usulnya, mari kita lihat perbedaan utama di antara keduanya.
1. Arsitektur Model
DeepSeek menggunakan pendekatan Mixture-of-Experts (MoE), yang berarti hanya sebagian kecil dari parameter model yang diaktifkan untuk setiap permintaan.
Ini membuatnya lebih efisien dalam penggunaan daya komputasi dibandingkan ChatGPT, yang menggunakan pendekatan transformator dengan semua parameternya aktif secara bersamaan.
ChatGPT, di sisi lain, memiliki model yang lebih besar dan lebih kompleks. Dengan arsitektur transformator yang dikembangkan secara intensif oleh OpenAI, ChatGPT dapat menangani berbagai macam tugas dengan fleksibilitas tinggi.
2. Fokus dan Spesialisasi
DeepSeek lebih unggul dalam tugas teknis seperti pemrograman, analisis data, dan pemecahan masalah berbasis logika. Karena pendekatan arsitekturnya, model ini dapat memberikan jawaban yang lebih akurat dalam bidang yang membutuhkan pemrosesan informasi yang spesifik.
ChatGPT, di sisi lain, memiliki cakupan yang lebih luas. Dari menulis artikel, membantu brainstorming ide, hingga menjawab pertanyaan umum, model ini sangat fleksibel.
Ini menjadikannya pilihan yang lebih baik untuk pengguna yang membutuhkan AI untuk berbagai keperluan, bukan hanya tugas teknis.
3. Kecepatan dan Efisiensi
DeepSeek memiliki keunggulan dalam efisiensi komputasi berkat sistem MoE-nya. Ini membuatnya lebih cepat dalam beberapa skenario, terutama saat menangani tugas yang memerlukan pemrosesan intensif.
Namun, ChatGPT sering kali lebih cepat dalam memberikan respons dalam percakapan umum. Dengan akses ke infrastruktur OpenAI yang luas, model ini dapat memproses permintaan pengguna dengan kecepatan tinggi, meskipun membutuhkan daya komputasi yang lebih besar.
4. Keamanan dan Batasan
Keamanan menjadi aspek penting dalam pengembangan AI. ChatGPT memiliki sistem penyaringan yang lebih ketat untuk mencegah penyalahgunaan, terutama dalam hal konten yang berbahaya atau tidak etis.
Sementara itu, laporan dari The Wall Street Journal menunjukkan bahwa model DeepSeek lebih rentan terhadap manipulasi, terutama dalam memberikan informasi sensitif.
Oleh karena itu, pengembang DeepSeek masih perlu meningkatkan sistem keamanannya agar dapat bersaing dalam hal ini.
5. Ketersediaan dan Biaya
ChatGPT memiliki model gratis dan berbayar (ChatGPT Plus), yang memberikan akses lebih cepat dan fitur tambahan. Selain itu, model ini terintegrasi dengan berbagai platform, membuatnya lebih mudah diakses oleh pengguna umum.
DeepSeek, dengan pendekatan open-source, lebih terbuka untuk pengembang yang ingin mengeksplorasi AI secara lebih mendalam.
Meskipun tidak sepopuler ChatGPT dalam penggunaan sehari-hari, model ini memiliki potensi besar dalam komunitas teknologi yang ingin mengembangkan solusi berbasis AI secara independen.
Penutup
DeepSeek dan ChatGPT bukan sekadar dua model AI yang bersaing, tetapi dua pendekatan berbeda dalam evolusi kecerdasan buatan.
DeepSeek melambangkan kebebasan dan spesialisasi dengan pendekatan open-source dan efisiensi tinggi, sementara ChatGPT mencerminkan fleksibilitas dan aksesibilitas dengan ekosistem yang lebih luas dan ramah pengguna.
Memilih di antara keduanya bukanlah soal mana yang lebih unggul, tetapi mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan kita dalam memanfaatkan teknologi AI. Pastikan Anda memilih hosting dan server VPS yang tepat untuk mendukung kebutuhan teknis Anda.
Dengan hosting berkualitas dan server VPS dari Exabytes, Anda dapat memastikan performa aplikasi AI yang optimal dan stabil. Jangan ragu untuk mengamankan domain terbaik untuk merepresentasikan brand atau proyek Anda di dunia digital. Ciptakan kehadiran online yang kuat dan optimalkan kinerja teknologi AI Anda dengan Exabytes hari ini!
















