Cara Cek Nameserver, Fungsi dan Jenis Jenisnya!

1047

cara cek nameserver

Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana caranya saat kita mengetik alamat website di internet, tiba-tiba muncul halaman yang kita inginkan? Nah, di balik layar, ada peran penting yang dimainkan oleh “nameserver”.

Mungkin istilah ini terdengar asing, tapi sebenarnya nameserver adalah bagian penting dari internet yang membuat kita bisa Browse dengan mudah.

Artikel ini akan menjelaskan tentang nameserver dengan bahasa yang sederhana, supaya Anda lebih paham apa itu nameserver, fungsinya, jenis-jenisnya, dan bagaimana cara mengeceknya.

Apa Itu Nameserver?

perbedaan nameserver dan dns

Untuk memahaminya, bayangkan internet itu seperti sebuah kota besar dengan jutaan rumah dan gedung. Setiap rumah dan gedung punya alamat unik supaya kita bisa menemukannya.

Di internet, “alamat” ini disebut alamat IP. Alamat IP ini berupa angka-angka rumit yang sulit diingat manusia, contohnya 192.168.1.1.

Nah, kita sebagai manusia tentu akan lebih mudah mengingat nama, kan? Misalnya, kita lebih mudah mengingat www.google.com daripada angka-angka IP. Di sinilah peran nameserver, tugasnya adalah menerjemahkan nama website untuk lebih mudah kita ingat.

Jadi, saat Anda mengetik www.google.com di browser, komputer Anda akan bertanya ke nameserver: “Hei nameserver, alamat IP untuk www.google.com itu berapa ya?”.

Nameserver akan mencari informasi tersebut dan memberitahu komputer Anda alamat IP yang benar. Setelah itu, komputer Anda baru bisa terhubung ke server Google dan menampilkan halaman Google di layar Anda.

Selain menerjemahkan nama website ke alamat IP, nameserver juga menyimpan informasi penting lainnya tentang sebuah website, seperti:

  • Alamat IP Website (A Record): Seperti yang dijelaskan tadi, ini adalah informasi utama yang disimpan nameserver.
  • Alamat IP untuk Website Versi Terbaru (AAAA Record): Internet terus berkembang, ada juga alamat IP versi terbaru yang disebut IPv6. Nameserver juga menyimpan informasi ini.
  • “Nama Panggilan” Website (CNAME Record): Kadang sebuah website punya “nama panggilan” atau alias. Misalnya, blog sebuah website bisa diakses dengan alamat blog.website.com dan juga website.com/blog. Nah, nameserver bisa mengatur “nama panggilan” ini.
  • Server Email (MX Record): Nameserver juga memberitahu internet, server mana yang bertanggung jawab untuk menerima email untuk sebuah domain. Jadi, kalau Anda kirim email ke [email protected], nameserver akan memberitahu server email mana yang harus menerima email tersebut.
  • Catatan Tambahan (TXT Record): Nameserver juga bisa menyimpan catatan tambahan berupa teks. Catatan ini bisa digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya untuk membuktikan kepemilikan domain atau untuk keamanan email.

Fungsi Nameserver

Fungsi utama nameserver memang menerjemahkan nama website ke alamat IP. Tapi, perannya lebih dari itu. Berikut beberapa fungsi penting dari nameserver:

1. Mencari Alamat Website (Resolusi Nama Domain)

Ini adalah fungsi paling dasar. Nameserver membantu komputer kita menemukan alamat IP yang tepat untuk setiap nama website yang kita ketik. Proses ini terjadi sangat cepat, jadi kita tidak sadar betapa pentingnya peran nameserver.

2. Mengatur Informasi Website (Pengelolaan Record DNS)

Pemilik website bisa mengatur informasi apa saja yang disimpan di nameserver melalui panel kontrol khusus.

Mereka bisa menambahkan informasi baru, mengubah informasi yang sudah ada, atau menghapus informasi yang tidak diperlukan lagi. Ini seperti mengatur informasi di buku alamat supaya selalu benar dan terbaru.

3. Membagi Tugas (Delegasi Subdomain)

Website besar biasanya punya banyak bagian, misalnya bagian utama website, blog, toko online, dan lain-lain.

Nameserver memungkinkan pemilik website untuk membagi pengelolaan informasi untuk setiap bagian ini ke server yang berbeda. Ini membuat pengelolaan website lebih mudah dan teratur.

4. Supaya Website Tetap Bisa Diakses (Redundansi dan Keandalan)

Biasanya, sebuah website tidak hanya menggunakan satu nameserver, tapi beberapa. Ada nameserver utama dan nameserver cadangan atau secondary nameserver.

Kalau nameserver utama bermasalah, nameserver cadangan akan langsung mengambil alih tugasnya. Jadi, website tetap bisa diakses meskipun ada masalah teknis.

5. Mempercepat Akses Website (Caching dan Efisiensi)

Nameserver punya “ingatan sementara” yang disebut cache. Saat ada yang mencari alamat sebuah website, nameserver akan menyimpan informasi tersebut di cache.

Jadi, kalau ada orang lain mencari alamat website yang sama dalam waktu dekat, nameserver bisa langsung memberikan informasi dari cache tanpa perlu mencari lagi dari awal. Ini membuat proses pencarian alamat website jadi lebih cepat dan efisien.

Jenis – Jenis Nameserver

Apa Itu Private Nameserver dan Bagaimana Cara Membuatnya

Ada beberapa jenis nameserver yang bekerja bersama untuk memastikan semua nama website bisa ditemukan dengan benar. Berikut jenis-jenis nameserver yang perlu Anda ketahui:

1. NS Primary

NS Primary adalah nameserver utama yang menyimpan semua informasi DNS lengkap dan terbaru untuk sebuah domain. Bayangkan NS Primary ini seperti buku alamat master untuk domain Anda. NS Primary memiliki kendali penuh atas zona domain.

Ini berarti semua pengaturan DNS domain (seperti alamat IP, server email, dll.) diatur dan disimpan di NS Primary.

Biasanya, NS Primary hanya bertanggung jawab untuk satu zona domain saja. Ini membuatnya lebih fokus dan efisien dalam mengelola informasi domain tersebut.

Contohnya, jika Anda punya website www.contoh.com , NS Primary akan menyimpan semua informasi DNS untuk website.com . 

2. NS Secondary

NS Secondary adalah nameserver cadangan atau backup untuk NS Primary. Tugas utamanya adalah menggandakan informasi DNS dari NS Primary.

Jika NS Primary mengalami masalah (misalnya, server down atau gangguan teknis), NS Secondary akan otomatis mengambil alih tugas NS Primary untuk sementara waktu. Ini memastikan website Anda tetap bisa diakses meskipun nameserver utama bermasalah.

Keberadaan NS Secondary sangat penting untuk keandalan domain. Tanpa NS Secondary, jika NS Primary bermasalah, website Anda bisa jadi tidak bisa diakses. NS Secondary akan terus menerus menyinkronkan informasi DNS dari NS Primary secara otomatis.

Jadi, jika ada perubahan pengaturan DNS di NS Primary, NS Secondary akan langsung mendapatkan update-nya.

3. NS Caching

NS Caching adalah jenis nameserver yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara (cache) untuk informasi DNS yang diperoleh dari server lain.

NS Caching adalah jenis nameserver yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara (cache) untuk informasi DNS yang diperoleh dari server lain.

Informasi yang disimpan di NS Caching biasanya memiliki batas waktu penyimpanan (misalnya, hingga 8 jam atau sesuai pengaturan TTL – Time To Live). Setelah batas waktu habis, informasi di cache akan dihapus dan perlu diperbarui lagi dari server sumber.

NS Caching membantu mengurangi beban pada nameserver yang lebih tinggi (seperti Authoritative Nameserver) dan mempercepat waktu akses website secara keseluruhan.

4. NS Stealth

NS Stealth adalah jenis nameserver yang sengaja tidak didaftarkan secara publik. Karena itu, ia disebut “stealth” atau “tersembunyi”. Tujuan utama NS Stealth adalah memberikan lapisan keamanan tambahan untuk infrastruktur DNS.

Karena tidak terdaftar, NS Stealth menjadi lebih sulit ditemukan dan diserang oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Meskipun “tersembunyi”, NS Stealth tetap menjalankan fungsi penting dalam sistem domain, terutama dalam hal keamanan dan pengelolaan zona DNS.

Penggunaan NS Stealth biasanya memerlukan konfigurasi khusus dan lebih kompleks dibandingkan jenis nameserver lainnya.

Cara Cek Nameserver

Mengetahui cara cek nameserver sangat berguna dalam berbagai situasi, baik untuk keperluan troubleshooting, konfigurasi domain, atau sekadar ingin tahu lebih banyak tentang infrastruktur sebuah website.

Berikut adalah beberapa cara mudah untuk melakukan pengecekan nameserver:

1. Menggunakan Website Online “DNS Lookup”

Cara termudah dan tercepat untuk cek nameserver adalah dengan menggunakan website DNS lookup online. Ada banyak website gratis yang menyediakan layanan ini, beberapa di antaranya adalah:

  • whatsmydns.net: Website ini sangat populer dan mudah digunakan. Cukup masukkan nama domain, pilih jenis record DNS (biasanya NS untuk nameserver), dan klik “Search”. Website ini akan menampilkan nameserver yang terkonfigurasi untuk domain tersebut dari berbagai lokasi server DNS di seluruh dunia.
  • dnschecker.org: Mirip dengan whatsmydns.net, dnschecker.org juga menyediakan layanan DNS lookup dengan tampilan yang informatif dan dukungan untuk berbagai jenis record DNS.
  • intodns.com: Website ini menawarkan analisis DNS yang lebih mendalam, termasuk pengecekan kesalahan konfigurasi DNS dan rekomendasi perbaikan.

Langkah-langkah umum menggunakan website DNS Lookup:

  • Buka salah satu website DNS lookup di atas (misalnya, whatsmydns.net).
  • Masukkan nama domain yang ingin Anda cek nameservernya pada kolom yang disediakan.
  • Pilih “NS” dari dropdown menu untuk jenis record DNS.
  • Klik tombol “Search” atau “Lookup”.
  • Website akan menampilkan daftar nameserver yang terdeteksi untuk domain tersebut.

2. Menggunakan Command Prompt (CMD) atau Terminal

Bagi pengguna yang lebih teknis, pengecekan nameserver juga dapat dilakukan melalui command prompt (di Windows) atau terminal (di macOS dan Linux) menggunakan perintah nslookup atau dig.

Menggunakan nslookup (Command Prompt/Terminal):

  • Buka Command Prompt (Windows) atau Terminal (macOS/Linux).
  • Ketik perintah berikut dan tekan Enter: nslookup -type=NS namadomain.com (ganti namadomain.com dengan nama domain yang ingin Anda cek).
  • Sistem akan menampilkan informasi nameserver untuk domain tersebut.

Menggunakan dig (Terminal Linux/macOS):

  • Buka Terminal.
  • Ketik perintah berikut dan tekan Enter: dig NS namadomain.com (ganti namadomain.com dengan nama domain yang ingin Anda cek).
  • Sistem akan menampilkan informasi nameserver untuk domain tersebut dalam format yang lebih detail.

3. Menggunakan Google Admin Toolbox Dig

Google Admin Toolbox Dig (https://toolbox.googleapps.com/apps/dig/) adalah tool online yang disediakan oleh Google untuk melakukan berbagai query DNS, termasuk pengecekan nameserver.

Tool ini menawarkan antarmuka yang lebih interaktif dan opsi konfigurasi yang lebih lengkap dibandingkan website DNS lookup sederhana.

Langkah-langkah menggunakan Google Admin Toolbox Dig:

  1. Buka Google Admin Toolbox Dig melalui tautan di atas.
  2. Masukkan nama domain pada kolom yang tersedia.
  3. Pilih “NS” dari dropdown menu di sebelah kiri kolom domain.
  4. Klik tombol “Dig!”.
  5. Tool akan menampilkan hasil query DNS, termasuk informasi nameserver.

Kesimpulan

Nameserver memiliki peran penting dalam menghubungkan domain dengan website agar bisa diakses dengan cepat dan tanpa kendala. Jika nameserver tidak dikonfigurasi dengan benar, website bisa sulit diakses atau bahkan tidak bisa dibuka sama sekali.

Pastikan Anda menggunakan nameserver yang sesuai dan selalu memeriksa pengaturannya agar website tetap berjalan optimal. 

Namun nameserver yang tepat saja tidak cukup jika hosting yang digunakan tidak andal. Untuk memastikan website Anda selalu bisa diakses dengan cepat dan stabil, pilih layanan hosting yang memiliki performa tinggi, uptime terjamin, dan dukungan teknis yang siap membantu kapan saja.

Jangan biarkan website mengalami downtime akibat hosting yang kurang optimal! Gunakan layanan hosting terbaik sekarang dan rasakan perbedaannya!

Ternyata, di balik kemudahan kita berselancar di dunia maya, nameserver bekerja tanpa lelah mengarahkan setiap langkah kita.

Mungkin awalnya terdengar rumit, tapi setelah membaca artikel ini hingga tuntas, kita jadi tahu seberapa penting peran nameserver dalam pengalaman kita menjelajah dunia maya. Semoga artikel ini menjawab pertanyaan Anda seputar nameserver.