Apa Itu Web Service? Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerjanya

85

Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana aplikasi di ponsel Anda bisa menarik data cuaca secara real-time? Atau bagaimana situs belanja favorit Anda  bisa menampilkan status pengiriman paket tanpa Anda harus membuka aplikasi logistik? Jawabannya ada pada web service.

Tanpa teknologi ini, banyak layanan digital yang kita nikmati sehari-hari tidak akan berjalan mulus. Di artikel ini, kita akan kupas tuntas apa itu web service, fungsinya, komponennya, cara kerjanya, hingga contoh nyata yang ada di sekitar kita. 

Apa Itu Web Service?

Apa Itu Web Service? Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerjanya - 2025

Web service adalah cara bagi dua sistem atau aplikasi untuk berkomunikasi dan bertukar data melalui internet, tanpa peduli bahasa pemrograman atau platform yang mereka gunakan.

Misalnya, aplikasi cuaca di ponsel Anda dibuat dengan Java, bisa minta data dari server penyedia cuaca, mungkin menggunakan Python, tanpa masalah.

Secara teknis, web service adalah perangkat lunak yang menyediakan fungsi atau data tertentu melalui protokol standar seperti HTTP/HTTPS. Protokol ini sama seperti yang dipakai browser untuk membuka website.

Bedanya, web service tidak menampilkan halaman web, melainkan data mentah (seperti JSON atau XML) yang bisa diproses aplikasi lain. Istilah kuncinya di sini adalah interoperabilitas, kemampuan sistem berbeda untuk bekerja sama dengan mulus.

Mengapa ini penting? Karena di era digital, aplikasi tidak lagi berdiri sendiri. Mereka harus terhubung, berbagi data, dan saling mendukung untuk memberikan pengalaman pengguna yang maksimal.

Fungsi Web Service

Lalu, apa kegunaan web service? Berikut beberapa fungsi utamanya:

  1. Menghubungkan Sistem Berbeda
    Web service memungkinkan aplikasi yang dibuat dengan teknologi berbeda untuk dapat berkomunikasi. Misalnya, aplikasi e-commerce bisa terhubung dengan sistem pembayaran seperti PayPal atau layanan logistik seperti JNE.
  2. Mempercepat Pengembangan Aplikasi
    Daripada membangun semua fitur dari nol, pengembang bisa memanfaatkan web service yang sudah ada. Contohnya, daripada membuat sistem peta sendiri, aplikasi ojek online bisa menggunakan web service dari Google Maps.
  3. Meningkatkan Skalabilitas
    Web service biasanya dirancang modular, artinya setiap bagian sistem bisa dikembangkan atau diperbaiki tanpa mengganggu yang lain. Ini membuat aplikasi lebih mudah dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan baru.
  4. Mendukung Otomatisasi
    Dengan web service, proses seperti pembaruan data stok barang atau sinkronisasi data antar platform bisa dilakukan otomatis, tanpa campur tangan manusia.

Singkatnya, web service adalah tulang punggung dunia digital modern yang membuat aplikasi bisa saling bekerja sama dengan efisien.

Apa Saja Komponen Web Service?

Web service bukan sekadar kode ajaib yang bekerja di belakang layar. Ada beberapa komponen kunci yang membuatnya berjalan. Apa saja?

  1. Protokol Komunikasi
    Web service biasanya menggunakan HTTP/HTTPS sebagai jalur komunikasi. Selain itu, ada protokol lain seperti SOAP (Simple Object Access Protocol) atau REST (Representational State Transfer).

    • SOAP: Lebih formal, menggunakan XML untuk struktur data, dan sering dipakai di sistem enterprise yang butuh keamanan tinggi.
    • REST: Lebih ringan, fleksibel, dan populer di aplikasi modern. REST biasanya pakai JSON, yang lebih mudah dibaca dan ringkas dibandingkan XML.
  2. Format Data
    Data yang dikirim lewat web service biasanya berformat JSON atau XML. JSON lebih populer karena ringkas dan mudah dipahami, sed Snip1.0 manusia maupun mesin. XML lebih terstruktur dan sering digunakan di sistem lama atau yang butuh validasi data ketat.
  3. API Endpoint
    Ini adalah alamat spesifik (URL) tempat aplikasi mengirim permintaan ke web service. Misalnya, api.example.com/weather bisa jadi endpoint untuk mengambil data cuaca. Setiap endpoint biasanya punya fungsi spesifik.
  4. Server dan Client
    • Server: Sistem yang menyediakan web service dan menangani permintaan dari client.
    • Client: Aplikasi atau sistem yang meminta data dari web service. Contohnya, aplikasi mobile atau website.
  5. WSDL atau Dokumentasi API
    Untuk web service berbasis SOAP, ada WSDL (Web Services Description Language), yaitu file yang menjelaskan fungsi dan cara pakai web service. Untuk REST, biasanya ada dokumentasi API yang lebih sederhana, seperti OpenAPI/Swagger.

Komponen ini saling bekerja sama untuk memastikan data mengalir dengan lancar dan aman antar sistem.

Bagaimana Cara Kerja Web Service?

Sekarang, mari kita lihat bagaimana web service bekerja dalam praktik. Bayangkan Anda sedang menggunakan aplikasi cuaca di ponsel. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Permintaan (Request)
    Aplikasi cuaca (client) mengirim permintaan ke endpoint web service penyedia data cuaca, misalnya api.weather.com/v1/forecast. Permintaan ini biasanya berisi parameter seperti lokasi (contoh: “Jakarta”) dan format data yang diinginkan (JSON).
  2. Pemrosesan di Server
    Server penyedia web service menerima permintaan, memprosesnya (mungkin mengambil data dari database internal), dan menyiapkan respons dalam format yang diminta (misalnya JSON berisi prakiraan cuaca).
  3. Respons (Response)
    Server mengirimkan data kembali ke aplikasi cuaca. Data ini bisa berupa detail seperti suhu, kelembapan, atau kecepatan angin.
  4. Tampilan di Client
    Aplikasi cuaca menerima data, memprosesnya, dan menampilkannya dalam antarmuka yang ramah pengguna, seperti grafik atau teks.

Proses ini terjadi dalam hitungan detik, bahkan milidetik, tergantung kecepatan server dan jaringan.

Yang menarik, web service ini bisa dipanggil berulang-ulang oleh berbagai aplikasi, dari ponsel, web, hingga perangkat IoT seperti jam pintar.

 

Contoh-contoh Web Service

Supaya lebih jelas, berikut beberapa contoh web service yang mungkin Anda temui sehari-hari:

  1. Google Maps API
    Digunakan oleh banyak aplikasi untuk menampilkan peta, mencari rute, atau mengecek lokasi. Misalnya, aplikasi ojek online pakai web service ini untuk menentukan rute terbaik.
  2. Twitter/X API
    Memungkinkan aplikasi pihak ketiga menarik data seperti tweet, jumlah follower, atau bahkan mem-posting otomatis. Contohnya, aplikasi analitik media sosial sering pakai ini.
  3. OpenWeatherMap API
    Menyediakan data cuaca global. Banyak aplikasi cuaca atau situs web menggunakan web service ini untuk menampilkan prakiraan cuaca.
  4. Stripe API
    Digunakan untuk memproses pembayaran online. Saat Anda melakukan transaksi di situs e-commerce, kemungkinan besar web service Stripe bekerja di belakang layar.
  5. Firebase Cloud Messaging
    Web service ini dipakai untuk mengirim notifikasi push ke ponsel. Contohnya, notifikasi “Pesananmu sudah dikirim” dari aplikasi belanja.

Contoh-contoh ini menunjukkan betapa luasnya penggunaan web service dalam kehidupan digital kita.

Penutup 

Web service adalah jembatan tak terlihat yang menghubungkan aplikasi dan layanan di dunia digital. Dari memesan makanan online hingga mengecek saldo bank di aplikasi, web service bekerja di belakang layar untuk membuat semuanya berjalan mulus. 

Penasaran ingin tahu lebih dalam tentang web service? Coba eksplorasi dokumentasi API publik seperti dari OpenWeatherMap atau Twitter/X, banyak yang gratis untuk pemula! Atau, kalau Anda suka mengulik kode, coba buat aplikasi sederhana yang memanfaatkan web service untuk belajar.