Internal Server Error: Pengertian, Jenis & Cara Mengatasinya

145

cara mengatasi internal server error 500

Pernahkah Anda sedang asyik menjelajahi sebuah website, tiba-tiba layar menampilkan pesan yang membuat dahi berkerut? Mungkin tulisannya singkat, seperti “Internal Server Error” atau lebih spesifik lagi “HTTP Error 500”.

Tapi, apa sebenarnya yang terjadi ketika kita melihat pesan internal server error ini? Mengapa website yang tadinya baik-baik saja tiba-tiba menampilkan pesan error ini? Dan yang paling penting, bagaimana cara kita mengatasinya?

Tenang, artikel ini hadir untuk menjawab semua pertanyaan Anda. Kita akan membahas tuntas mengenai internal server error, mulai dari pengertian mendasar, berbagai jenisnya, penyebab umum yang sering terjadi, hingga langkah-langkah praktis yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya. 

Pengertian Internal Server Error

Sederhananya, internal server error adalah kode respons HTTP yang menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah di server website yang sedang Anda kunjungi, tetapi server tersebut tidak dapat mengidentifikasi masalah spesifiknya. 

Penting untuk dipahami bahwa internal server error bukanlah masalah pada perangkat atau koneksi internet Anda. Masalahnya terletak pada server website itu sendiri.

Ini berarti, meskipun Anda mencoba membuka website tersebut dari perangkat lain atau dengan koneksi internet yang berbeda, pesan error yang sama kemungkinan besar akan tetap muncul.

Penyebab Internal Server Error

internal server error 500

Ada berbagai macam alasan mengapa internal server error bisa terjadi. Berikut adalah beberapa penyebab paling umum yang sering ditemui:

Permission File atau Directory

Izin akses file yang tidak sesuai dapat membuat server bingung saat mencoba atau mengkeusi file tertentu. Misalnya, jika folder butuh akses ‘read’ tapi hanya diberi akses ‘write’, server akan langsung menampilkan pesan error. Setting permission ideal biasanya adalah 755 untuk folder dan 644 untuk file. 

Cache Browser

Terkadang error tidak hanya muncul dari server secara langsung, tapi dari cache yang sudah lama atau corrupt di browser Anda. Cache ini dapat membuat browser menampilkan versi error dari halaman yang sebelumnya pernah dibuka. Salah satu solusi yang bisa Anda lakukan adalah membersihkan cache dan mencoba lagi.

Keterbatasan Hosting

Jika Anda menggunakan shared hosting, bisa jadi kapasitas server sudah penuh atau limit sumber daya Anda (seperti RAM atau CPU) sudah melebihi batas.

Hal ini bisa membuat server kewalahan dan akhirnya menampilkan error 500 sebagai bentuk “panic button”.

Serangan Malware

Malware yang menyusup ke dalam file website bisa merusak konfigurasi server atau menyebabkan konflik internal.

Hal ini dapat mengakibatkan server tidak bisa merespons permintaan dengan normal dan akhirnya mengembalikkan error. Selalu pastikan Anda menggunakan plugin dan tema dari sumber terpercaya.

Kesalahan pada File .htaccess

File .htaccess sangat penting untuk mengatur bagaimana server menangani permintaan. Namun baris kode yang salah atau aturan yang bentrok, dapat mengakibatkan website down dan memunculkan error 500. File ini ibarat rambu lalu lintas di jalan, kalau rambu kacau, lalu lintas bisa mengalami kemacetan. 

Plugin atau Tema Crash

Bagi pengguna WordPress, plugin atau tema yang tidak kompatibel bisa menyebabkan konflik dengan sistem inti. Saat ada plugin error atau versi yang tidak sesuai, server bisa mengalami error.

Oleh karena itu, penting banget untuk update plugin secara berkala dan uji coba sebelum install plugin baru. 

Bagaimana Cara Mengatasi Internal Server Error?

Cara mengatasi internal server error tergantung pada posisi Anda. Jika Anda adalah pengunjung website, langkah-langkah yang bisa Anda lakukan cukup terbatas.

Namun, jika Anda adalah pemilik website, ada beberapa hal yang bisa Anda coba untuk memperbaiki masalah ini.

1. Refresh Halaman

Ini adalah langkah pertama dan paling sederhana. Terkadang, internal server error hanya bersifat sementara dan me-refresh atau me-reload halaman bisa menyelesaikan masalah.

Klik pada ikon refresh pada browser Anda atau tekan tombol F5 (pada Windows) atau Command + R (pada Mac).

2. Hapus Cache dan Cookie Browser

Coba hapus cache dan cookie browser Anda, lalu coba akses kembali website tersebut.

3. Periksa File .htaccess

Coba ganti nama file .htaccess menjadi nama lain (misalnya, .htaccess_lama) melalui FTP atau file manager hosting Anda. Kemudian, coba akses kembali website Anda.

Jika masalah teratasi, berarti ada kesalahan pada file .htaccess Anda. Anda bisa mencoba membuat file .htaccess baru dengan konfigurasi default atau memeriksa kembali aturan yang telah Anda tambahkan. 

4. Tingkatkan Batas Memori PHP

Jika Anda mencurigai masalah terkait batas memori PHP, Anda Bisa mencoba meningkatkannya.

Anda bisa melakukan ini melalui file php.ini (jika Anda memiliki akses) atau dengan menambahkan baris kode ke file .htaccess Anda (misalnya, php_value_memory_limit 256M).

5. Nonaktifkan Semua Plugin dan Tema (Khususnya pada WordPress)

Jika Anda menggunakan WordPress, coba nonaktifkan semua plugin dan kembalikan ke tema default. Kemudian, aktifkan kembali satu per satu sambil memeriksa apakah internal server error muncul kembali.

Dengan cara ini, Anda bisa mengidentifikasi plugin atau tema mana yang menyebabkan masalah. 

6. Periksa Log Error Server

Log error server adalah catatan aktivitas server yang mencatat berbagai kesalahan yang terjadi. Memeriksa log error dapat memberikan petunjuk yang sangat berharga mengenai penyebab internal server error. Anda biasanya dapat mengakses log error melalui panel kontrol hosting Anda.

7. Periksa Script PHP atau CGI Anda

Jika Anda memiliki script PHP atau CGI khusus Anda buat atau instal, periksa kembali kode tersebut untuk mencari kemungkinan kesalahan sintaks atau logika.

8. Periksa Izin File

Pastikan izin file dan folder di server Anda sudah dikonfigurasi dengan benar. Izin yang salah dapat mencegah server mengakses file yang dibutuhkan. Biasanya, izin yang umum untuk file adalah 644 dan untuk folder adalah 755.

9. Periksa Koneksi Database

Pastikan website Anda dapat terhubung dengan database dengan benar. Periksa konfigurasi koneksi database (biasanya terdapat dalam file konfigurasi website Anda, seperti wp-config.php pada WordPress) dan pastikan kredensial database (nama host, nama pengguna, kata sandi, nama database) sudah benar.

10. Hubungi Penyedia Hosting

Jika Anda sudah mencoba semua langkah di atas dan internal server error masih terjadi, kemungkinan masalahnya ada di sisi server hosting.

Jangan ragu untuk menghubungi tim dukungan teknis penyedia hosting Anda untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut.

Mereka mungkin memiliki informasi lebih detail tentang masalah yang terjadi atau dapat membantu Anda dalam proses perbaikan.

Jenis-Jenis Error yang Muncul pada Website

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, internal server error adalah indikasi umum adanya masalah di server.

Namun, pesan yang ditampilkan kepada pengguna bisa bervariasi tergantung pada konfigurasi server, browser yang digunakan, dan bahkan desain website itu sendiri.

Meskipun inti masalahnya sama, mengenali berbagai format pesan ini bisa membantu kita memahami bahwa kita sedang berhadapan dengan jenis error yang sama.

1. 500 Internal Server Error (Standar)

internal server error 500

Ini adalah pesan yang paling umum dan merupakan kode status HTTP resmi untuk internal server error. Ketika Anda melihat pesan ini tanpa embel-embel lain, itu berarti server mengalami masalah umum dan tidak dapat memberikan informasi yang lebih spesifik tentang penyebabnya. Ini seperti mendapatkan diagnosis “ada masalah” dari dokter tanpa penjelasan lebih lanjut.

Ada banyak kemungkinan penyebab internal server error 500, termasuk: konfigurasi server yang tidak tepat, masalah kehabisan memori (OOM), pengecualian yang tidak tertangani, izin file yang tidak tepat, atau faktor rumit lainnya. 

Administrator server dapat secara proaktif mencatat kejadian respons kesalahan server, seperti kode status 500, dengan detail tentang permintaan awal untuk meningkatkan stabilitas layanan di masa mendatang.

2. Error 502 Bad Gateway

Pesan ini muncul ketika satu server menerima respons yang tidak valid dari server lain yang menjadi perantara.

Misalnya, saat server website Anda mencoba mengambil data dari server lain (seperti API eksternal), tapi server tersebut lambat merespons atau error, maka muncullah error 502. Ini bisa terjadi karena masalah jaringan, konfigurasi CDN, atau bahkan server overload.

3. Error 504 Gateway Timeout

Internal Server Error: Pengertian, Jenis & Cara Mengatasinya - 2025

Sekilas mirip dengan 502, tapi kali ini masalahnya adalah server “kehabisan waktu” saat menunggu respons dari server lain. Biasanya disebabkan oleh server backend yang terlalu lambat merespons, atau ada bottleneck dalam sistem.

Kalau diibaratkan, ini seperti Anda menelepon seseorang, tapi telepon tidak kunjung diangkat sampai panggilan akhirnya terputus.

4. Error 400 Bad Request

Error ini muncul saat server tidak bisa memahami permintaan yang dikirim oleh browser. Penyebabnya bisa karena URL yang salah, permintaan yang corrupt, atau cookie yang rusak.

5. Error 401 Server Unauthorized

Ini terjadi saat Anda mencoba mengakses halaman atau file yang memerlukan autentikasi, tapi Anda tidak memiliki izin yang sah. Bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti belum melakukan login, password yang dimasukkan salah, atau token yang kadaluarsa.

Jadi ini adalah respons dari server yang menolak akses karena Anda dianggap tidak “berwenang” melakukan kegiatan di halaman atau file tersebut.

6. Error 403 Forbidden

Berbeda dengan 401, pada error 403 Anda memang sudah dikenali oleh server, tapi tetap tidak diizinkan mengakses resource tertentu. Seperti Anda memiliki ID cars, tapi tetap tidak boleh memasuki ruangan karena akses Anda dibatasi.

7. Error 404

Internal Server Error: Pengertian, Jenis & Cara Mengatasinya - 2025
Not Found

Meski bukan jenis internal server error, 404 adalah salah satu error paling sering ditemui. Artinya, halaman yang Anda cari tidak ditemukan di server. Bisa jadi karena URL-nya salah, halaman sudah dihapus, atau memang tidak pernah ada sejak awal.

8. Error 408 Request Time Out

Error ini muncul saat browser Anda membutuhkan waktu terlalu lama untuk mengirim permintaan ke server. Biasanya terjadi karena koneksi lambat, atau server terlalu sibuk memproses permintaan lain. Di titik tertentu, server menyerah dan memutuskan hubungan dengan klien.

“Bikin Website Jadi Makin Gampang dengan AI Hosting Exabytes!”

Nggak perlu jago coding! AI Hosting Exabytes hadir dengan fitur lengkap untuk bantu kamu online lebih cepat:

  • ✅ AI Website Builder – Buat website mudah dalam hitungan menit
  • ✅ AI Writing Assistant – Bantu buat konten langsung dari dashboard
  • ✅ AI Image Generator – Buat gambar unik untuk visual website

Cocok untuk pemula sampai pebisnis yang ingin serba cepat. Coba sekarang!

Dapatkan Hosting Murah dengan Fitur AI Terbaik! 

Kesimpulan 

Internal server error memang bisa menjadi pengalaman yang menjengkelkan, baik bagi pengunjung maupun pemilik website. Namun, dengan pemahaman yang baik tentang apa itu internal server error, jenis-jenisnya, penyebab umum, dan cara mengatasinya, Anda akan lebih siap menghadapinya ketika masalah ini muncul.

Me-refresh halaman atau membersihkan cache browser seringkali bisa membantu. Selain itu, melakukan troubleshooting langkah demi langkah, mulai dari memeriksa file .htaccess hingga menghubungi penyedia hosting, adalah kunci untuk mengembalikan website Anda berfungsi normal.

Semoga artikel ini memberikan Anda pemahaman yang lebih jelas tentang internal server error. Dengan pendekatan yang tepat, Anda pasti bisa mengatasi internal server error dan kembali menikmati pengalaman yang mulus di internet.

Gunakan layanan hosting terbaik dari Exabytes untuk performa website yang stabil dan minim gangguan. Amankan nama website Anda dengan layanan domain murah terpercaya dari Exabytes, dan mulai bangun kehadiran online Anda dengan lebih profesional.