Kubernetes, atau sering disingkat K8s, telah menjadi salah satu alat paling populer dalam dunia teknologi, terutama untuk manajemen container. Jika kamu baru mendengar tentang Kubernetes atau masih bingung dengan istilah ini, jangan khawatir!
Daftar Isi
Apa Itu Kubernetes?
Secara sederhana, Kubernetes adalah sistem open-source yang digunakan untuk mengelola aplikasi dalam container. Container sendiri adalah teknologi yang memungkinkan aplikasi dan dependensinya berjalan secara konsisten di berbagai lingkungan, baik di server lokal, cloud, atau kombinasi keduanya.
Kubernetes membantu mengelola aplikasi-aplikasi yang tersebar di banyak server atau mesin fisik dan virtual. Ini sangat berguna untuk memastikan aplikasi berjalan dengan lancar meskipun ada banyak perubahan atau update pada aplikasi itu sendiri.
Pada dasarnya, Kubernetes menawarkan fitur seperti skalabilitas otomatis, penyebaran aplikasi yang mudah, pengelolaan container, dan banyak lagi. Platform ini dirancang untuk membuat operasi aplikasi menjadi lebih efisien, cepat, dan dapat diandalkan.
Komponen Kubernetes
Sebelum kamu benar-benar bisa mengelola Kubernetes, penting untuk memahami komponen-komponennya. Dua konsep utama yang perlu kamu ketahui adalah Cluster Kubernetes dan Object Kubernetes. Keduanya bekerja bersama untuk mengelola aplikasi dalam container.
1. Cluster Kubernetes
Sebuah cluster Kubernetes terdiri dari sekelompok server atau mesin yang bekerja bersama untuk menjalankan aplikasi container. Cluster ini dibagi menjadi dua jenis node:
- Master Node: Master Node adalah otak dari cluster Kubernetes. Node ini mengatur seluruh ekosistem Kubernetes dan memastikan bahwa semua aplikasi berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Di sini, kamu akan menemukan komponen-komponen penting seperti API server, scheduler, dan controller manager.
- Worker Node: Worker node adalah tempat di mana aplikasi sebenarnya berjalan. Worker node berisi mesin yang menjalankan container dan menyediakan sumber daya untuk aplikasi yang dikelola oleh master node.
Dengan menggunakan cluster, Kubernetes dapat memastikan aplikasi berjalan dengan lancar meski ada ribuan container yang harus dikelola di berbagai server.
2. Object Kubernetes
Salah satu fitur paling kuat dari Kubernetes adalah konsep object yang digunakan untuk mendeskripsikan status dan konfigurasi aplikasi. Beberapa object utama yang sering kamu temui adalah:
- Pod: Unit terkecil dalam Kubernetes yang bisa berisi satu atau lebih container. Setiap pod dijalankan di dalam worker node.
- Deployment: digunakan untuk mendefinisikan bagaimana aplikasi harus dikelola, seperti bagaimana aplikasi harus di update atau di di scale.
- Service: Menyediakan cara untuk mengakses aplikasi yang berjalan di dalam cluster.
- ReplicaSet: memastikan jumlah pod yang diinginkan selalu berjalan. Jika ada pod yang gagal, ReplicaSet akan membuat pod baru untuk menggantikan yang hilang.
Dengan memahami objek-objek ini, kamu akan lebih mudah mengelola aplikasi yang berjalan dalam cluster Kubernetes.
Cara Kerja Kubernetes
Kubernetes bekerja dengan cara yang otomatis dan sangat terstruktur, memungkinkan manajer sistem untuk lebih fokus pada pengelolaan aplikasi daripada infrastruktur yang mendasarinya. Kamu sudah memahami komponen dasar, selanjutnya mari kita lihat bagaimana cara kerja Kubernetes secara lebih rinci pada penjelasan di bawah ini.
1. Pengelolaan Aplikasi
Di Kubernetes, aplikasi biasanya dikemas dalam container menggunakan Docker. Kamu kemudian akan mendefinisikan aplikasi tersebut menggunakan konfigurasi dalam file YAML atau JSON. Kubernetes menggunakan file ini untuk memastikan aplikasi berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
2. Deployment dan Scaling
Salah satu fitur andalan Kubernetes adalah kemampuannya untuk melakukan auto-scaling. Jika aplikasi membutuhkan lebih banyak sumber daya, Kubernetes secara otomatis menambah jumlah container atau pod yang diperlukan. Begitu juga sebaliknya, jika aplikasi tidak membutuhkan banyak sumber daya, Kubernetes akan mengurangi jumlah pod agar lebih efisien.
3. Manajemen Sumber Daya
Kubernetes memantau penggunaan CPU, memori, dan sumber daya lainnya di setiap node dam cluster dan dapat menyesuaikan alokasi sumber daya untuk memastikan aplikasi berjalan secara efisien. Misalnya, jika suatu pod membutuhkan lebih banyak memori atau CPU, Kubernetes akan memastikan pod tersebut dipindahkan ke node dengan kapasitas yang lebih besar.
Sekarang, kamu paham kan mengapa Kubernetes efisien, bahkan untuk manajemen aplikasi dengan skala besar, Kubernetes membuat pengelolaannya menjadi lebih mudah.
Keunggulan Kubernetes
Kubernetes bukan hanya sekadar alat manajemen container biasa. Ada beberapa keunggulan yang membuat Kubernetes sangat diminati oleh pengembang dan perusahaan dan perusahaan teknologi, antara lain.
1. Load Balancing dan Service Discovery
Kubernetes juga menyediakan load balancing untuk aplikasi yang dijalankan di dalam cluster. Ini berarti, meskipun aplikasi menerima banyak permintaan, Kubernetes akan mendistribusikan trafik secara merata ke semua container yang berjalan. Selain itu, Kubernetes juga menyediakan service discovery, yang memungkinkan aplikasi untuk saling berkomunikasi tanpa memperdulikan lokasi pod yang sedang berjalan.
2. Storage Orchestration
Kubernetes dapat mengelola penyimpanan aplikasi secara otomatis, baik itu menggunakan penyimpanan lokal, cloud storage, atau sistem penyimpanan lainnya. Dengan storage orchestration, Kubernetes memudahkan untuk menyediakan storage yang dibutuhkan oleh aplikasi, serta melakukan mounting storage ke dalam pod tanpa perlu intervensi manual. Hal ini sangat penting dalam menjalankan aplikasi yang membutuhkan penyimpanan yang dinamis dan dapat diskalakan.
3. Automated Rollouts and Rollbacks
Jika kamu ingin melakukan update pada aplikasi, Kubernetes akan mengatur pembaruan secara bertahap (rolling update), memastikan bahwa aplikasi tetap tersedia selama proses pembaruan. Jika masalah terjadi selama proses update, Kubernetes akan melakukan rollback otomatis ke versi aplikasi sebelumnya, mengurangi risiko downtime.
4. Automatic Bin Packing
Salah satu keunggulan menarik Kubernetes lainnya adalah kemampuan automatic bin packing. Fitur automatic bin packing memungkinkan Kubernetes untuk secara cerdas menempatkan container di node yang memiliki sumber daya yang cukup, berdasarkan kebutuhan CPU dan memori aplikasi. Dengan demikian, Kubernetes dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya server, memastikan bahwa aplikasi berjalan dengan efisien tanpa pemborosan sumber daya.
5. Self-Healing
Salah satu fitur canggih Kubernetes lainnya adalah kemampuan self-healing. Jika ada pod atau container yang gagal, Kubernetes akan secara otomatis menggantinya dengan yang baru, tanpa perlu campur tangan manusia.
6. Secret and Configuration Management
Dengan fitur Secret dan Configuration Management kamu dapat menyimpan dan mengelola konfigurasi serta informasi sensitif seperti password, API keys, atau sertifikat SSL dengan aman, tanpa harus menempatkannya langsung dalam kode sumber aplikasi. Kubernetes akan memastikan bahwa data ini dikelola dengan aman, dan hanya dapat diakses oleh aplikasi yang membutuhkan.
Perbedaan Kubernetes dan Docker
Banyak yang masih bingung membedakan Kubernetes dan Docker, mungkin kamu salah satunya. Keduanya memang berkaitan dengan container, namun mereka memiliki peran yang berbeda. Docker adalah platform untuk membuat, mengemas, dan menjalankan aplikasi dalam container. Dengan Docker, kamu dapat memastikan aplikasi berjalan secara konsisten di berbagai lingkungan.
Di sisi lain, Kubernetes adalah alat untuk mengelola container dalam skala besar. Kubernetes bekerja dengan Docker (atau runtime container lainnya) untuk menjalankan, mengelola aplikasi yang dikemas dalam container. Dapat diambil kesimpulan seperti ini, Docker fokus pada pembuatan container, sementara Kubernetes fokus pada pengelolaan container tersebut dalam skala besar dan kompleks. Baca juga informasi lengkapnya mengenai Perbedaan Kubernetes vs docker.
Sudah Paham Apa Itu Kubernetes?
Dengan memahami komponen-komponen dasar, cara kerja, dan keunggulan, kamu bisa memanfaatkan Kubernetes untuk membangun dan mengelola aplikasi dalam skala besar dengan lebih mudah. Selain itu, memahami perbedaan Kubernetes dan Docker akan membantu kamu memilih teknologi yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi mu.
Ada semakin banyak perusahaan yang sudah beralih ke arsitektur berbasis container, mempelajari Kubernetes bukan hanya menjadi keterampilan tambahan, tetapi juga investasi jangka panjang untuk meningkatkan efisiensi operasional dan keandalan aplikasi. Jadi, apakah kamu siap memulai perjalanan Kubernetes-mu?














