Kalau Anda sedang di fase membangun website, baik untuk kebutuhan bisnis, portfolio, atau side project, mungkin Anda sudah mulai memikirkan desain, hosting, hingga isi konten untuk website Anda.
Tapi ada satu hal penting yang kadang sering terlupakan, yaitu struktur website.
Ini bukan sekadar, ada menu “Home”, “About”, dan “Contact”. Struktur website adalah kerangka dasar yang mengatur bagaimana semua halaman dan informasi dalam website Anda terhubung.
Struktur website dapat dikatakan juga sebagai fondasi digital yang sangat mempengaruhi pengalaman pengunjung, performa SEO, hingga kemudahan scaling ke depannya.
Dalam artikel ini kita akan membahas tuntas tentang struktur website, mulai dari pengertian, jenis-jenisnya, cara menyusunnya secara sistematis, hingga mengapa hal ini tidak boleh terlewatkan.
Daftar Isi
Apa Itu Struktur Website?
Secara sederhana, struktur website adalah cara halaman dalam website Anda diatur dan dihubungkan satu dengan yang lainnya.
Tujuannya untuk memudahkan navigasi pengunjung (dan juga mesin pencari seperti Google) dan memahami konteks setiap halaman.
Struktur ini biasanya ditampilkan dalam bentuk hierarki. Selain itu, struktur juga berperan dalam bagaimana Google meng-crawl dan mengindeks halaman Anda.
Jenis-Jenis Struktur Website
Ada beberapa pendekatan dalam menyusun struktur website. Memang, tidak ada yang 100% benar atau salah mengenai hal ini, tapi masing-masing memiliki fungsi tergantung konteks websitenya.
1. Hierarki (Tree Structure)
Ini adalah jenis yang paling umum dan sering dipakai. Cocok digunakan untuk website bisnis, media, atau edukasi.
Struktur ini membuat alur navigasi jelas dan terorganisir, mulai dari halaman umum ke halaman yang lebih spesifik.
Contoh: Home > Layanan > SEO Audit
2. Linear (Sequential Structure)
Struktur ini memandu user untuk mengakses halaman secara berurutan, seperti urutan bab dalam buku. Biasanya dipakai di landing page atau onboarding site.
Contoh:
Step 1: Daftar > Step 2: Pilih Paket > Step 3: Bayar
3. Matrix Structure
Ini memungkinkan user memilih sendiri jalur yang ingin mereka ambil, berdasarkan link yang disediakan. Struktur website pada jenis ini cenderung lebih bebas, dan dapat membingungkan jika tidak didesain dengan baik. Biasanya dipakai di situs media besar atau direktori.
4. Database-driven Structure
Struktur ini muncul dari data dinamis yang ditarik dari database. Contohnya e-commerce: Anda memiliki ribuan produk, dan semuanya tersusun berdasarkan kategori, filter, dan tag yang fleksibel.
Cara Membuat Struktur Website yang Baik
Sekarang kita akan masuk ke bagian yang lebih praktis. Bagaimana struktur website yang kuat, terarah, namun tetap fleksibel untuk dikembangkan?
1. Pahami Tujuan Website
Setiap struktur harus berangkat dari tujuan. Apa tujuan website Anda, apakah untuk menjual barang/jasa? Wadah informasi? Membangun komunitas, atau kumpulan artikel?
Mengapa hal ini penting? Karena ini akan membantu Anda menentukan halaman-halaman utama yang harus ada, dan bagaimana alur interaksi dibentuk.
2. Identifikasi Konten Utama dan Pendukung
Buat daftar isi konten yang akan ditampilkan. Pisahkan mana konten inti (core), dan mana yang pendukung (supporting).
Contoh:
- Konten inti: Home, Produk, Checkout
- Konten pendukung: Tentang Kami, FAQ, Testimoni, Blog
Langkah ini akan membantu Anda menentukan level prioritas halaman, yang akan berguna untuk navigasi dan sitemap.
3. Rancang Hirarki Navigasi
Untuk jenis ini, Anda dapat menggunakan prinsip 3-Click Rule. Idealnya, pengunjung bisa sampai ke halaman manapun dalam 3 klik dari halaman utama.
Susun navigasi mulai dari level paling umum ke yang lebih spesifik. Gunakan dropdown menu jika perlu. Namun, usahakan untuk tidak deep nesting karena akan membingungkan tidak hanya untuk user, tapi juga crawler.
Navigasi bukan hanya soal menu di atas website, tapi juga struktur internal link yang menghubungkan halaman satu ke lainnya.
4. Gunakan URL yang Konsisten dan Deskriptif
Struktur URL juga termasuk bagian dari struktur website. Pastikan URL mencerminkan posisi halaman dalam hierarki.
Contoh yang buruk:
www.domainkamu.com/page123
Contoh yang baik:
www.domainkamu.com/blog/cara-membuat-struktur-website
Ini membantu SEO dan juga memudahkan user memahami isi halaman hanya dari URL.
5. Buat Sitemap
Sitemap adalah peta halaman website Anda, baik untuk manusia (HTML sitemap) maupun mesin pencari (XML sitemap). Ini membantu Google memahami hubungan antar halaman.
Banyak CMS seperti WordPress bisa membuat sitemap otomatis, tapi Anda tetap harus memastikan bahwa struktur yang dibentuk memang logis dan clean.
6. Uji Coba dan Iterasi
Sebelum struktur difinalisasi, pastikan semua belajar lancar dengan melakukan beberapa uji coba ini:
- Coba akses halaman dari sudut pandang user.
- Lihat apakah ada halaman yang sulit ditemukan atau out of place.
- Gunakan tools seperti Screaming Frog atau Google Search Console untuk audit internal link dan struktur.
Struktur website bukanlah pekerjaan satu kali. Dia perlu di-review dan diperbaiki seiring perkembangan konten dan tujuan website kamu.
Apa Pentingnya Struktur Website yang Baik?
Boleh dibilang, struktur website itu seperti denah rumah. Memang “tidak terlihat”, tapi menentukan segalanya, mulai dari kenyamanan tinggal, akses antar-ruangan, hingga estetika rumah secara keseluruhan.
Di bawah ini adalah beberapa alasan mengapa Anda perlu serius dengan struktur website:
Pengalaman Pengguna (UX) yang Lebih Baik
Struktur yang dirancang dengan serius akan membantu user menjelajahi website Anda dengan lebih baik, artinya, mereka tahu ke mana mereka harus pergi, dan bagaimana caranya untuk sampai ke sana. Ini akan mengurangi frustasi dan bounce rate.
SEO dan Performa Search Engine
Google suka struktur website yang jelas. Dengan struktur yang baik, crawler bisa lebih mudah menemukan dan mengindeks konten penting. Ini juga akan membantu page authority mengalir lebih merata antar halaman.
Skalabilitas
Jika Anda berencana menambah konten atau fitur di kemudian hari, struktur yang baik akan membuat proses ekspansi lebih mudah dan teratur.
Analisa Data yang Lebih Akurat
Struktur yang jelas memudahkan Anda membaca data analytics: halaman apa yang perform dan yang tidak, begitu pula dengan alasannya.
Penutup
Website bukan hanya soal tampilan keren dan konten yang banyak. Tanpa struktur yang kuat, semua bisa jadi tak ada artinya.
Jika Anda sedang di tahap awal membangun website, atau me-redesign website lama Anda, luangkanlah waktu untuk membuat struktur yang benar-benar matang.
Mulai dari memahami tujuan, menyusun navigasi, hingga uji coba secara berkala.
Dan untuk Anda yang sudah memiliki website namun belum yakin dengan strukturnya, tidak ada kata terlambat. Audit dan memperbaikinya sekarang bisa jadi langkah strategis untuk performa jangka panjang.

















