Kubernetes vs Docker: Apa Perbedaannya dan Kapan Menggunakannya?

1224

kubernetes vs docker

Di dunia teknologi, terutama dalam pengembangan aplikasi modern, kita sering mendengar tentang Docker dan Kubernetes. Kedua istilah ini sering muncul bersama karena keduanya memiliki peran penting dalam pengelolaan aplikasi berbasis kontainer.

Namun, apakah kamu benar-benar memahami apa perbedaan antara keduanya? Pada artikel kali ini, kita akan membahas secara mendalam tentang perbedaan Kubernetes vs Docker, serta kapan masing-masing teknologi ini sebaiknya digunakan. 

Apa Itu Docker?

Sebelum memahami perbedaan kubernetes vs docker, penting untuk tahu dulu apa itu Docker. Docker adalah platform untuk mengembangkan, mengirimkan, dan menjalankan aplikasi dalam bentuk kontainer. Kontainer adalah paket perangkat lunak (software) yang berisi semua yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi, termasuk kode, pustaka (library), pengaturan sistem, dan lainnya.

Dengan kata lain, Docker meungkinkan pengembang (developer) untuk mengemas aplikasi beserta seluruh dependensinya ke dalam satu unit yang dapat dijalankan di masa saja. 

Docker menyederhanakan proses pengembangan dengan menyediakan lingkungan yang konsisten di berbagai sistem. Misalnya, aplikasi yang kamu buat di laptop dapat dijalankan persis di server atau mesin lain yang mendukun Docker, tanpa khawatir akan perbedaan sistem operasi atau konfigurasi yang digunakan. 

Baca juga: Memahami Apa Itu Docker? Panduan Lengkap Untuk Pemula

Apa Itu Kubernetes?

Jika Docker berfokus pada pengelolaan kontainer individu, Kubernetes adalah sistem orkestrasi yang menangani pengelolaan dan penjadwalan kontainer-kontainer ini dalam jumlah besar. Kubernetes memudahkan pengelolaan aplikasi yang terdiri dari banyak kontainer yang berjalan di banyak mesin atau server. 

Kubernetes menyediakan berbagai fitur canggih seperti auto-scaling, load balancing, dan self-healing, yang memungkinkan aplikasi dapat berjalan dengan efisien di lingkungan yang besar. Kubernetes membantu untuk mengelola kontainer dalam skala yang jauh lebih besar daripada yang bisa dilakukan Docker sendiri.

Sebagai contoh, jika aplikasi kamu memerlukan ratusan atau bahkan ribuan kontainer, Kubernetes memungkinkan kamu untuk mengatur, mengelola, dan memantau semuanya dengan mudah. 

Baca juga: Apa Itu Kubernetes? Panduan Lengkap untuk Pemula

Perbedaan Kubernetes dan Docker

Sekarang, mari kita lihat perbedaan mendasar antara Kubernetes dan Docker. Meskipun keduanya berkaitan erat, mereka memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda yang akan dijelaskan dalam beberapa aspek di bawah ini.

1. Fungsi Utama

    • Docker berfungsi untuk membuat, mengirimkan, dan menjalankan kontainer.
    • Kubernetes berfungsi untuk mengelola kontainer dalam jumlah besar, sehingga aplikasi yang dibangun dengan Docker dapat berjalan dengan baik di banyak server.

2. Skalabilitas 

    • Docker bekerja dengan kontainer individu dan lebih cocok untuk pengembangan aplikasi dengan skala kecil hingga menengah. 
    • Kubernetes dirancang untuk skala besar, yang dapat membantu kamu mengelola ribuan kontainer sekaligus dan memastikan aplikasi kamu berjalan dengan baik bahkan di lingkungan yang kompleks.

3. Auto-scaling dan Load Balancing

    • Docker tidak menyediakan fitur auto-scaling maupun load balancing. Semua konfigurasi harus dilakukan secara manual.
    • Kubernetes memiliki kedua fitur tersebut, yang memungkinkan aplikasi beradaptasi dengan permintaan yang berubah-ubah, dan dapat mendistribusikan beban ke berbagai kontainer secara efisien.

4. Manajemen Kontainer

    • Docker menjalankan kontainer secara individual di satu mesin.
    • Kubernetes mengelola cluster dari banyak mesin, memungkinkan kamu untuk menjalankan dan mengelola kontainer di berbagai server secara bersamaan. 

Kapan Kubernetes dan Docker Digunakan?

Saat memutuskan untuk menggunakan Docker atau Kubernetes, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan proyek kamu. Berikut adalah panduan yang dapat kamu gunakan untuk menentukan kapan masing-masing teknologi ini paling efektif digunakan. 

Kamu dapat menggunakan Docker jika kamu sedang mengembangkan aplikasi atau layanan yang sederhana dengan jumlah kontainer terbatas.

Selain itu, Docker juga cocok untuk proyek yang tidak membutuhkan pengelolaan atau orkestrasi kontainer yang rumit, sehingga memudahkan pengembang yang fokus pada aplikasi dengan skala lebih kecil.

Di sisi lain, Kubernetes lebih cocok digunakan jika aplikasi kamu melibatkan banyak kontainer yang perlu dikelola dan disebarkan di banyak mesin. Kemudian, jika aplikasi kamu memerlukan skalabilitas otomatis dan kemampuan untuk mendistribusikan beban dengan efisien di seluruh kluster, Kubernetes adalah pilihan yang tepat. Jangan lupakan juga kemampuan recovery otomatis yang dimiliki Kubernetes.

Recoverso otomatis atau self-healing berarti Kubernetes dapat memperbaiki kontainer atau layanan yang gagal secara otomatis tanpa mengganggu operasional aplikasi secara keseluruhan.

Dengan kata lain, jika proyekmu lebih sederhana dan tidak memerlukan pengelolaan kontainer yang sangat besar, Docker bisa cukup. Namun, jika kamu mengelola aplikasi besar yang melibatkan banyak kontainer dan membutuhkan skalabilitas tinggi, Kubernetes akan menjadi pilihan yang lebih tepat. 

Bisakah Docker Diganti dengan Kubernetes?

Mungkin ada di antara kamu yang bertanya-tanya, “Bisakah saya mengganti Docker dengan Kubernetes?” Jawabannya adalah tidak, karena keduanya memiliki peran yang sangat berbeda. Docker mengurus pembuatan dan eksekusi kontainer, sementara Kubernetes mengurus bagaimana kontainer-kontainer ini dikelola dalam lingkungan yang lebih besar. 

Meskipun Kubernetes dapat bekerja dengan berbagai runtime kontainer selain Docker (seperti containerd dan CRI-O), Docker tetap menjadi alat yang paling populer untuk membangun dan menjalankan kontainer di luar Kubernetes.

Dengan kata lain, meskipun Kubernetes dapat menggunakan berbagai teknologi kontainer, Docker tetap merupakan bagian penting dari banyak infrastruktur yang mengandalkan Kubernetes. 

Kubernetes vs Docker: Mana yang Lebih Baik?

Pertanyaan tentang apakah Kubernetes lebih baik dari Docker atau sebaliknya sering kali muncul, namun jawabannya tidak sesederhana itu. Seperti yang sudah disinggung di awal pembahasan, keduanya memiliki peran penting dalam pengelolaan aplikasi berbasis kontainer, namun peran keduanya tidak bisa dikatakan sama.

Kubernetes dan Docker memiliki perang yang berbeda dan saling melengkapi, Docker membantu membangun dan menjalankan kontainer, dan di sisi lain, Kubernetes berperan sebagai alat orkestrasi untuk mengelola banyak kontainer dalam skala besar. 

Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Kubernetes bukanlah pengganti Docker, melainkan pelengkapnya. Bahkan, Docker sering digunakan di dalam Kubernetes untuk menjalankan kontainer-kontainer yang di orkestrasi oleh Kubernetes. 

Dengan memahami kapan dan bagaimana menggunakan kedua teknologi ini, kamu dapat memilih alat yang sesuai dengan kebutuhan proyekmu. Untuk proyek yang lebih sederhana dengan skala terbatas, kamu bisa memilih Docker.

Namun, untuk aplikasi yang memerlukan skalabilitas, efisiensi, dan pengelolaan lebih lanjut, Kubernetes adalah pilih yang tepat. Siap membangun aplikasi berbasis kontainer? Dapatkan domain murah dan layanan hosting terbaik untuk mendukung deployment proyekmu.