Tech Talk #3: Tantangan Digitalisasi UMKM di Era AI

35

Tech Talk #3: Tantangan Digitalisasi UMKM di Era AI - 2025

Dalam wawancara eksklusif ini, kami berbincang dengan Hafidh Chaplin—praktisi teknologi, founder NDH Digital dan Bikin.AI, sekaligus mentor digital yang aktif di berbagai komunitas.

Wawancara ini dilakukan dalam rangka Tech Talk #3 – Smart Web, Smarter Future: Kolaborasi Website dan AI di Era Digital, event kolaborasi Exabytes x Dunia Coding yang digelar pada Sabtu, 21 Juni 2025 di Auditorium Politeknik AI Budi Mulia Dua.

Beliau berbagi pandangan tajam soal tantangan UMKM dalam mengadopsi AI, peluang penerapan teknologi, hingga cara paling tepat untuk mengukur efektivitas transformasi digital.

Tantangan UMKM di Era Digital: Pengetahuan dan Budget

Menurut Chaplin, ada dua tantangan utama UMKM dalam mengadopsi teknologi:

  1. Kurangnya pengetahuan tentang bagaimana teknologi seperti AI, website, atau digital tools bisa diadaptasikan untuk mengembangkan bisnis.
  2. Terbatasnya anggaran untuk R&D (Research & Development) sehingga pengambilan keputusan digital cenderung jangka pendek.

“UMKM seringkali fokus dulu ke produksi, padahal riset solusi digital juga penting. Akibatnya, ketika ada masalah, mereka bingung karena tidak punya cukup informasi atau dana untuk mencari solusi jangka panjang.”

AI Sebagai Alat Brainstorming Inovasi Produk

AI memiliki potensi besar untuk membantu UMKM melakukan ideation dan inovasi produk. Salah satu contoh aplikasinya adalah:

“Kita bisa memasukkan deskripsi produk ke AI, lalu AI bantu memunculkan sudut pandang atau narasi baru yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya.”

Meski kadang output-nya generik, dengan teknik prompting yang tepat, hasilnya bisa jauh lebih kontekstual dan relevan. Chaplin menyarankan menggunakan teknik negative prompt agar AI menghindari jawaban yang terlalu umum.

Contoh Nyata Penerapan AI dalam Website

Chaplin juga membagikan beberapa proyek yang pernah ia bangun, seperti:

  • MBTI Generator berbasis AI: Hasil kuis ditentukan oleh AI berdasarkan data training internal.
  • AI untuk Analisis Profil Freelancer (Upwork): Pengguna bisa upload profil dalam bentuk PDF, dan AI akan memberikan rekomendasi perbaikan agar lebih menarik.

“Kuncinya adalah membuat website yang fokus pada satu fungsi utama. Dengan begitu, AI bisa bekerja lebih akurat dan efektif.”

Tech Talk #3: Tantangan Digitalisasi UMKM di Era AI - 2025

Integrasi AI ke Website: Bukan Sekadar Tempel API

Integrasi AI ke dalam website bukan cuma soal menempelkan API dari layanan seperti ChatGPT. Harus dipahami bagaimana sistem backend dan frontend bisa berkomunikasi dengan AI secara seamless.

“Kita perlu tahu cara kerja AI-nya, cara tarik datanya, dan hasil output-nya harus bisa menyesuaikan tampilan di website. Bukan sekadar copy-paste dari antarmuka ChatGPT.”

Chaplin juga menekankan pentingnya memilih pendekatan yang sesuai, seperti RAG (Retrieval Augmented Generation) atau fine-tuning, tergantung kebutuhan dan kapasitas data.

Tips Menghindari Ketergantungan AI yang Tidak Perlu

Chaplin memperingatkan agar UMKM tidak FOMO dalam penggunaan AI—terutama jika belum terukur kebutuhannya.

“Customer service pakai AI? Kalau customernya cuma 10 sehari, mending tetap manual. Jangan karena tren, semua mau pakai AI. Evaluasi dulu kebutuhannya.”

Hal ini berlaku untuk semua fungsi bisnis. Misalnya, untuk efisiensi waktu, evaluasi dulu bagian mana yang paling lambat, baru pikirkan teknologi yang bisa membantu.

Dari Eksplorasi ke Pengukuran: Tahapan Wajib Digitalisasi

Menurut Chaplin, kita sudah lewat dari era cari tahu teknologi apa yang keren. Sekarang adalah era mengukur efektivitas teknologi dalam operasional.

“Kalau UMKM bilang mau pakai AI, pertanyaannya: sudah ukur belum proses mana yang butuh AI? Jangan sampai malah jadi beban.”

Langkah awalnya adalah:

  • Evaluasi kerja per divisi
  • Ukur metrik seperti waktu, efisiensi, atau kualitas output
  • Cari teknologi (termasuk AI) yang sesuai kebutuhan

Penutup: AI Itu Alat, Bukan Tujuan

Chaplin mengingatkan bahwa AI hanyalah alat bantu. Jika tidak relevan, maka tidak perlu dipaksakan.

“Kalau AI bisa bantu, pakai. Tapi kalau enggak berdampak signifikan, lebih baik tetap dengan cara lama yang efisien.”

Ingin AI Jadi Kekuatan Bisnismu?

Bangun website AI-ready, integrasikan dengan infrastruktur yang kuat dan skalabel dari Exabytes. Tingkatkan efisiensi bisnis UMKM-mu, mulai dari website hingga workflow. Cek paketnya di exabytes.co.id.