Pernahkah Anda merasa diawasi oleh seseorang di internet? Mungkin Anda menerima pesan dari akun tak dikenal, atau seseorang terus mengomentari unggahan Anda padahal Anda tidak pernah berinteraksi dengannya. Jika iya, Anda mungkin sedang mengalami apa yang disebut dengan cyberstalking.
Di era digital seperti sekarang, teknologi memang memudahkan banyak hal, termasuk komunikasi, pekerjaan, bahkan hiburan. Namun, di sisi lain, teknologi juga membuka celah bagi berbagai bentuk kejahatan siber.
Salah satu yang cukup sering terjadi namun belum banyak disadari adalah cyberstalking. Maki kita bahas lebih dalam tentang apa itu cyberstalking, contohnya, apa dampak yang ditimbulkan, dan bagaimana Anda bisa melindungi diri.
Daftar Isi
Pengertian Cyberstalking
Cyberstalking adalah bentuk penguntitan (stalking) yang dilakukan melalui media digital, seperti media sosial, email, aplikasi chatting, hingga forum online.
Istilah ini berasal dari kata cyber (dunia maya) dan stalking (menguntit atau mengikuti secara diam-diam).
Secara sederhana, cyberstalking terjadi ketika seseorang secara terus-menerus mengawasi, menghubungi, atau mengganggu individu lain melalui teknologi digital, dengan tujuan menakuti-nakuti, mengintimidasi, atau bahkan menyakiti secara emosional.
Berbeda dari sekadar gangguan online biasa, pelaku cyberstalking biasanya memiliki sifat persisten, dan menjalankan aksinya secara sistematis.
Pelaku bisa saja mengakses informasi Anda, melacak keberadaan Anda melalui lokasi unggah Anda, atau bahkan menyebarkan informasi palsu yang dapat merusak reputasi Anda.
Data dari Kementerian PPPA mencatat adanya lonjakan dari 118 kasus kekerasan digital di triwulan pertama 2023 menjadi 480 kasus di periode yang sama tahun 2024. Sebagian besar korbannya adalah perempuan muda berusia 18–25 tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa ancaman digital seperti cyberstalking bukan hanya nyata, tapi juga makin meluas seiring tingginya penggunaan media sosial dan rendahnya literasi digital di kalangan anak muda.
Contoh – Contoh Cyberstalking?
Untuk membantu Anda mengenali situasi yang tergolong sebagai cyberstalking, berikut adalah beberapa contoh yang umum terjadi:
Teror Pesan
Pelaku mengirim pesan melalui media sosial, email, aplikasi chatting secara terus-menerus, meskipun Anda sudah meminta untuk berhenti atau tidak merespons.
Mengawasi Aktivitas Online Anda
Pelaku mengawasi semua aktivitas Anda di media sosial, termasuk siapa yang Anda ikuti, unggahan Anda, hingga menyimpan dan menyebarkan foto pribadi Anda tanpa izin.
Menyebarkan Informasi Palsu
Pelaku membuat unggahan yang berisi informasi palsu tentang Anda, atau menyebarkan rumor untuk merusak nama baik Anda.
Mengakses Akun Pribadi Anda
Dalam kasus yang lebih ekstrem, pelaku bisa mencoba meretas akun Anda untuk mendapatkan informasi pribadi seperti email, alamat, atau bahkan lokasi terkini.
Mengancam atau Pemerasan Online
Ancaman bisa berupa banyak hal, termasuk pesan intimidatif, atau memaksa Anda melakukan sesuatu dengan ancaman menyebarkan data pribadi.
Apa saja Dampak Cyberstalking?
Meskipun dilakukan secara online, cyberstalking memiliki dampak nyata terhadap korban. Tidak jarang, dampaknya bisa sama seriusnya dengan penguntitan di dunia nyata.
Berikut beberapa dampak yang paling umum:
1. Gangguan Mental dan Fisik
Cyberstalking bisa berdampak serius pada kesehatan mental dan fisik. Studi dari Cyber Civil Rights Initiative (CCRI) menunjukkan bahwa korban atau yang pernah diancam dengan penyebaran konten intim tanpa izin memiliki tingkat stres lebih tinggi dan kesejahteraan mental lebih rendah dibanding non-korban.
Mereka juga lebih rentan mengalami gejala fisik seperti sakit kepala, gangguan tidur, hingga kecemasan berkepanjangan. Ini membuktikan bahwa efek cyberstalking bisa terasa nyata, bahkan mempengaruhi kondisi tubuh Anda.
2. Menurunnya Produktivitas
Rasa takut dan tidak nyaman bisa membuat korban sulit berkonsentrasi dalam aktivitas sehari-hari, baik di tempat kerja maupun di rumah.
3. Kehilangan Privasi
Saat pelaku berhasil mengakses informasi pribadi, korban bisa merasa bahwa hidupnya tidak lagi aman. Hal ini bisa memicu paranoia dan sulit percaya terhadap orang lain.
4. Kerugian Reputasi
Jika pelaku menyebarkan informasi palsu atau memfitnah korban, reputasi korban bisa rusak, baik secara sosial maupun profesional.
5. Ancaman Fisik
Dalam kasus yang lebih ekstrem, cyberstalking bisa berkembang menjadi penguntitan di dunia nyata, dan bahkan membahayakan keselamatan korban secara langsung.
Bagaimana Cara Mengatasi Cyberstalking?
Jika Anda merasa menjadi korban cyberstalking, atau Anda ingin menghindari hal tersebut terjadi pada Anda, berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan.
Blokir dan Laporkan Pelaku
Jangan ragu untuk memblokir akun pelaku di media sosial, email, atau aplikasi chatting. Anda juga bisa melaporkan (report) akun tersebut ke pihak platform yang sedang Anda gunakan.
Beberapa media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok sudah memiliki fitur khusus untuk menangani isu pelecehan atau penguntitan digital.
Simpan Bukti Gangguan
Selalu simpan tangkapan layar (screenshot), pesan, atau email yang dikirim pelaku. Bukti ini sangat berguna jika Anda melapor ke pihak berwajib atau mengambil tindakan hukum.
Jangan Membalas atau Memprovokasi
Hindari berinteraksi langsung dengan pelaku. Balasan Anda mungkin dapat memperburuk situasi atau memicu gangguan yang lebih intens.
Laporkan ke Pihak Berwenang
Jika ancaman menjadi lebih serius dan membuat Anda merasa tidak aman, segera laporkan ke pihak berwajib atau lembaga terkait seperti Kominfo. Anda juga berkonsultasi dengan lembaga bantuan korban kejahatan siber.
Tinjau Pengaturan Privasi Media Sosial
Pastikan hanya teman dekat yang bisa melihat foto, status, dan informasi pribadi Anda. Hindari berbagi lokasi secara real-time atau mempublikasikan rencana kegiatan Anda, seperti acara yang akan Anda hadiri atau tempat hangout favorit.
Batasi Interaksi dengan Orang Asing
Jangan asal menerima permintaan pertemanan dari akun tidak Anda kenal. Banyak pelaku cyberstalking memulai aksinya dengan menyamar sebagai orang lain.
Aktifkan Autentikasi Dua Faktor (2FA)
Selain menggunakan password dengan kombinasi yang kuat. Pastikan keamanan akun Anda tetap terjaga dengan lapisan keamanan ekstra.
Hindari Wi-Fi Publik
Jaringan Wi-Fi publik bisa dimanfaatkan oleh pelaku untuk mencuri data atau melacak aktivitas Anda. Jika harus menggunakannya, aktifkan VPN agar aktivitas online Anda tetap terenkripsi dan aman.
Waspada Email dan Link Mencurigakan
Hindari mengklik tautan dari pengirim yang tidak dikenal. Tautan tersebut bisa saja berisi malware yang dirancang untuk mencuri data Anda.
Baca Juga: Apa Itu Link Phishing? Tips Aman Mengenali dan Menghindarinya!
Kesimpulan
Cyberstalking bukanlah “drama dunia maya” atau masalah remeh yang bisa diabaikan. A nyata, mengganggu, dan bisa berdampak serius terhadap kesehatan mental dan fisik korbannya.
Di masa sekarang, internet sudah menjadi bagian dari hidup banyak orang. Dengan semakin banyaknya waktu yang dihabiskan, penting bagi kita semua untuk memahami bahwa keamanan siber adalah tanggung jawab bersama.
Menjaga privasi, mengenali tanda-tanda gangguan, dan tidak ragu mengambil tindakan adalah kunci agar Anda tetap aman di dunia maya.
Jika Anda merasa mengalami cyberstalking, ingatlah Anda tidak sendiri, ada banyak bantuan tersedia, an melindungi diri Anda bukanlah tindakan berlebihan, melainkan langkah cerdas untuk menghindari hal buruk seperti cyberstalking terjadi pada Anda.
Lindungi diri Anda di dunia maya dengan cara yang cerdas. Mulailah dari hal sederhana seperti menggunakan email yang aman, memperbarui password secara rutin, hingga memilih layanan digital yang menjaga privasi Anda.
Di Exabytes, kami menyediakan berbagai solusi keamanan siber untuk Anda yang ingin lebih tenang saat beraktivitas online. Pelajari selengkapnya di exabytes.co.id.