Saat kamu aktif di dunia digital marketing atau pegiat blogging, maka tidak asing lagi dengan istilah bounce rate. Apa itu bounce rate? Salah satu indikator pengukur kesuksesan sebuah website adalah bounce rate. Saat bounce rate blog kamu tinggi, artinya performanya kurang bagus. Berbagai langkah optimasi SEO (Search Engine Optimization) pun dilakukan untuk menurunkan angka bounce rate website. Untuk lebih jelasnya, kita akan membahas tentang bounce rate secara detail di artikel ini.
Daftar Isi
Apa Itu Bounce Rate?
Sebelum kita memahami apa itu bounce rate, kamu harus tahu dulu apa yang dimaksud dengan bounce. Bounce adalah keadaan saat pengunjung website hanya datang dan tidak melakukan aksi apapun. Aksi yang dimaksud adalah mengklik link yang ada, memutar video, membaca artikel blog sampai habis, dan interaksi lain yang dilakukan oleh pengunjung pada website kamu. Bounce sering disebut juga dengan single-page session atau interaksi sekali saja antara pengunjung dan situs.
Dengan begitu, bounce rate adalah persentase pengunjung yang langsung meninggalkan website kamu setelah membuka satu halaman saja. Dengan kata lain, bounce rate merupakan keadaan di mana pengunjung hanya membuka satu halaman website saja tanpa melakukan aksi apapun.
Bounce rate dihitung berdasarkan pembagian bounce dengan semua session (jumlah orang yang berkunjung ke website kamu). Biasanya, website atau blog yang hanya terdiri dari satu halaman akan memiliki bounce rate yang tinggi. Pasalnya, para pengunjung tidak bisa melakukan banyak aksi di halaman tersebut. Semakin tinggi presentase bounce rate, maka akan menunjukkan ada yang salah dengan strategi yang kamu terapkan.
Tingginya presentase bounce rate bisa bermakna dua hal. Pertama, kualitas konten kamu dianggap buruk sehingga pengunjung tidak tertarik untuk melakukan aksi apapun. Kedua, konten yang kamu berikan ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi pengunjung. Dengan kata lain, kontenmu tidak sesuai dengan apa yang diinginkan atau yang dicari pengunjung, sehingga mereka akan mencari lagi di website lain yang sesuai keinginannya.
Fungsi Bounce Rate
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bounce rate merupakan sebuah indikator penting dalam menilai performa website atau blog, terutama di mesin pencarian. Besar kecilnya bounce rate ini akan berdampak pada performa website dan penggunaan SEO di dalamnya. Beberapa fungsi bounce rate lainnya yaitu:
Bisa digunakan sebagai indikator untuk melakukan evaluasi strategi
Setelah mengetahui presentase bounce rate pada performa website, kamu bisa tahu apakah pengunjung betah berlama-lama di kontenmu atau tidak. Hal ini bisa kamu gunakan untuk melakukan evaluasi konten, Ketika bounce rate untuk website atau blog tersebut tinggi, maka kamu harus memperbaiki strategi agar dapat membuat pengunjung menyukai websitemu.
Meningkatkan kepercayaan mesin pencari terhadap website kamu
Saat website atau blog yang kamu kelola dinilai baik, maka akan muncul di halaman atas mesin pencari. Ini artinya mesin pencari menganggap website atau blogmu kredibel. Hal ini tentu akan menguntungkan kamu, terlebih apabila kamu sedang memasarkan produk.
Mempengaruhi peningkatan kualitas website
Bounce rate bisa digunakan sebagai upaya peningkatan kualitas website. Saat kamu ingin menurunkan persentase angka bounce rate, salah satu caranya adalah dengan meningkatkan kualitas website atau blog kamu. Apabila konten-konten yang kamu sajikan berkualitas, maka besar kemungkinan untuk bisa menarik perhatian pengunjung. Selain itu juga bisa dianggap sebagai website atau blog yang kredibel untuk ditampilkan di halaman depan mesin pencari.
Cara Mengecek Bounce Rate
Untuk mengecek seberapa tinggi bounce rate website, kamu bisa menggunakan Google Analytics. Pertama, bukalah Google Analytics. Kemudian pilih menu Behavior lalu klik Overview. Pada menu Overview, kamu akan menemukan rata-rata bounce rate seluruh halaman di website kamu. Selain itu, kamu bisa memperoleh laporan bounce rate per halaman dengan membuka menu Full Report.
Cara Menurunkan Bounce Rate
Semakin tinggi presentase bounce rate, artinya performa konten kamu semakin buruk. Kamu gagal untuk membuat audiens berlama-lama atau melakukan aksi di halaman website kamu. Maka dari itu, kamu harus melakukan strategi baru untuk menurunkan angka bounce rate ini. Bagaimana caranya? Kamu bisa mencoba beberapa tips di bawah ini.
Meningkatkan kualitas konten
Cara pertama yang bisa kamu lakukan untuk menurunkan bounce rate dari website adalah dengan meningkatkan kualitas konten. Pasalnya, saat pengunjung membuka website kamu, mereka belum tentu akan membaca kontenmu secara keseluruhan. Apalagi kalau kontenmu tidak terlihat rapi dan menarik. Mereka akan lebih malas lagi membacanya.
Kualitas konten tidak hanya dinilai dari isinya saja. Tampilan visualnya juga akan berpengaruh. Misalnya, saat artikel blogmu dalam satu paragraf terdapat banyak sekali kalimat atau paragrafnya sangat panjang, maka pengunjung akan malas membacanya. Akan lebih baik jika kamu membagi artikel ke dalam paragraf-paragraf yang cukup pendek.
Pengguna internet terbiasa membaca dengan cepat dan lebih sering menggunakan mobile. Maka, membaca paragraf singkat akan lebih memudahkan mereka untuk membaca dengan cepat.
Kamu juga bisa memanfaatkan sub-heading untuk meningkatkan kualitas konten. Dengan sub-heading, pembaca akan lebih mudah untuk menemukan poin-poin yang mereka cari. Selain itu, buatlah visual yang menarik. Visual bisa menjadi elemen penting untuk menarik perhatian pengunjung. Saat header artikel, infografis, foto, dan desain lain yang mendukung artikel kamu buat menarik dan berkualitas tinggi, maka akan lebih nyaman bagi para pembaca.
Jangan terlalu sering menggunakan pop up
Menggunakan popup memang bisa membantu kamu untuk mendapatkan leads dari subscriber blog atau newsletter. Tapi, bagi pengguna mungkin ini akan mengganggu. Mereka datang ke website atau blog-mu untuk menemukan apa yang mereka cari.
Maka dari itu, gunakanlah popup sewajarnya. Jangan terlalu sering menampilkan popup karena itu akan mengganggu pengunjung. Saat mereka merasa terganggu, maka akan meninggalkan website atau blog-mu. Artinya, ini akan meningkatkan angka bounce rate.
Posisikan diri kamu sebagai pengunjung. Saat website yang kamu kunjungi banyak menampilkan popup, apa yang kamu rasakan? Akankah kamu merasa terganggu? Nah, dengan menempatkan diri sebagai pengunjung, kamu bisa mengukur sejauh mana kemunculan popup dalam website bisa dianggap wajar dan tidak berlebihan.
Buatlah konten dengan topik yang relevan
Misalnya, website kamu bergerak pada bidang kuliner. Lalu, kamu membuat artikel dengan topik politik tanpa ada kaitannya ke bidang kuliner. Hal ini tentu tidak berkaitan sama sekali dengan fokus website-mu. Walaupun kamu mungkin mendapatkan banyak traffic dari kata kunci yang sama sekali tidak berkaitan dengan produk websitemu, kemungkinan bounce rate-nya akan tinggi.
Pertimbangkan relevansi keyword dengan fokus utama blogmu. Walaupun suatu kata kunci memiliki search volume yang tinggi, website-mu mungkin akan dianggap tidak kredibel dan akhirnya mendapatkan bounce rate yang tinggi.
Buatlah konten sesuai dengan keinginan pengunjung
Apa alasan pengunjung membaca artikelmu? Mereka ingin mendapatkan solusi terkait masalah yang mereka hadapi. Pengunjung ingin mencari informasi atau jawaban dari kata kunci yang mereka cari. Maka dari itu, kamu perlu memperhatikan search intent (konten yang sesuai dengan maksud dan keinginan pengunjung).
Pengunjung akan langsung meninggalkan website kamu saat mereka tahu bahwa kontennya tidak sesuai dengan yang mereka harapkan. Dengan begitu, bounce rate akan tinggi.
Atur link menjadi “open in new tab”
Saat kamu membuat artikel blog, tentu akan menyelipkan beberapa internal maupun external link untuk memaksimalkan SEO. Agar halaman website tidak berganti ke halaman lain, kamu perlu mengatur tautan tersebut ke “open in new tab”.
Kamu bisa merusak mood pembaca saat halaman yang dia cari berpindah padahal belum selesai membacanya. Ketika mereka membuka link yang kamu cantumkan, mereka butuh menekan tombol back untuk bisa kembali ke artikel sebelumnya atau halaman awal.
Bagi sebagian pengunjung hal ini akan sangat merepotkan. Apalagi jika harus menekan tombol back berkali-kali untuk bisa kembali ke halaman awal. Mengarahkan pembaca ke tab baru saat mereka mengklik sebuah link bisa menjadi solusinya.
Tingkatkan kecepatan website
Kecepatan loading website memiliki pengaruh besar terhadap bounce rate. Saat pengunjung ingin membaca kontenmu tapi loading website kamu lambat, maka mereka akan beralih ke website lain yang lebih cepat. Sebagus apa konten yang kamu buat, namun loading website-nya sangat lambat, maka tetap akan ditinggalkan pengunjung. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pengguna internet itu ingin membaca dengan cepat. Bahkan waktu loading lebih dari tiga detik, pengunjung bisa meninggalkan website. Maka dari itu, kamu harus memperhatikan kecepatan loading website kamu.