Perbedaan Nginx vs Apache: Pilih Server Web Mana yang Lebih Baik?

0
164

Server menjadi bagian penting dalam membangun sebuah website. Agar website dapat dijalankan secara online, maka pengembang membutuhkan server tersebut. Ada beberapa pilihan server yang populer digunakan, misalnya Nginx vs Apache. 

Harus dipahami bahwa web server merupakan faktor penting yang harus dimiliki sebuah website. Sebab web server akan mempengaruhi performa website.

Server yang baik akan memprioritaskan pengalaman pengguna. Di dalamnya terdapat beberapa fitur yang mendukung peningkatan kecepatan loading website dan proses pengaksesan yang mudah

Pengembang harus memilih server website yang mampu mengoptimalkan performa website. Hal itu agar trafik atau pengunjung tidak akan meninggalkan halaman website.

Banyak pengembang yang masih menimbang – menimbang tentang server web yang akan digunakan. Sebab meskipun keduanya layak, namun masih terdapat perbedaan yang mungkin membuat pengembang bimbang.

Terlebih bagi para pengguna yang baru pertama kali menggunakan layanan hosting. Pasti mereka sangat membutuhkan informasi untuk memutuskan menggunakan web server Nginx vs Apache.

Meskipun keduanya memiliki reputasi yang baik soal server, namun ada beberapa perbedaan yang membuatnya harus dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan. 

Agar memudahkan dalam memilih antara keduanya, pengembang perlu memahami beberapa perbedaan antara Nginx dengan Apache. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai perbedaan keduanya.

Perbedaan Utama antara Nginx dan Apache

nginx vs apache

Sebelum mengetahui lebih lanjut terkait perbedaan antara Nginx vs Apache, pengembang perlu mengetahui asal dari kedua web server tersebut.

Nginx merupakan web server yang bersifat open source. Web server tersebut berfungsi sebagai proxy POP3 (mail proxy). Selain itu juga untuk melakukan load balancing, reverse proxying, content caching, dan web streaming server.

Web server Nginx sudah ada sejak lama yakni tahun 2004 yang dirilis oleh Igor Sysoev. Nginx dipercaya memiliki kestabilan tingkat tinggi dan minim konsumsi sumber daya. 

Sementara itu Apache menjadi salah satu web server HTTP yang bersifat open source dan efisien. Web server ini bisa digunakan di beberapa sistem operasi. Software ini juga menjadi salah satu yang paling populer.

Terbukti 33 persen website yang telah dibangun di dunia menggunakan Apache sebagai web server.

Apache termasuk ke dalam web server yang sudah berumur tua. Pertama kali dirilis pada tahun 1995 dan dikelola oleh Apache Software Foundation. Meski demikian beberapa perusahaan besar telah menggunakannya.

Selain dari segi usia software, Nginx vs Apaches memiliki sejumlah perbedaan utama yang cukup signifikan. 

Salah satu perbedaan utama antara Nginx dan Apaches adalah dari segi penanganan lalu lintas. Perlu diketahui bahwa Nginx dibekali dengan teknologi canggih yang membuat mereka dapat beroperasi secara bersamaan.

Hal itu karena Nginx menggunakan algoritma yang bersifat event-driven, non blocking, dan asinkron.

Berbeda dengan Apache yang menggunakan tiga mekanisme Multi Processing Modules seperti Mpm_worker, Mpm_prefork, dan Mpm_event.

Mpm_worker memungkinkan penanganan permintaan lebih dari satu dalam waktu yang sama. Sangat cocok untuk website dengan traffic tinggi.

Mpm_prefork memungkinkan web server menangani satu permintaan saja. Jika jumlah lalu lintas besar, maka server akan turun performanya.

Mpm_event memungkinkan pengelolaan permintaan lebih dari satu dengan tambahan pendukung lainnya. Ini biasanya digunakan pengembang untuk website dengan efisiensi tinggi.

Perbedaan juga terlihat dari pengelolaan cache. Cache atau caching merupakan simpanan file sementara yang dapat membantu meringankan server. Dalam pengelolaan caching, 

Nginx menggunakan FastCGI yang populer untuk membuat simpanan file konten statis. Sedangkan Apache menggunakan dua komponen yakni modul mod_cache dan varnish. 

Soal pemrosesan konten, Nginx masih membutuhkan software tambahan. Untuk itu pengembang atau pengguna web server tersebut harus memahami tata cara menghubungkan software tambahan tersebut.

Berbeda dengan Apache yang mampu melakukan pemrosesan konten tanpa bantuan software tambahan. Web server tersebut mampu melakukan processing content secara dinamis sehingga eksekusinya menjadi lebih mudah dan cepat.

Mana yang lebih cepat, Nginx atau Apache?

nginx vs apache

Salah satu hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih web server adalah soal performa. Semakin cepat proses pemuatan server, maka semakin baik pula web server tersebut untuk website.

Pengembang sudah pasti akan memilih web server yang memiliki kecepatan muat yang cepat. Hal ini agar performa website tetap stabil dan terjaga dengan baik. Jika web server tidak memiliki kecepatan yang baik, akan membuat traffic website menurun.

Sebab pengguna website akan lebih nyaman jika website yang mereka akses memiliki kecepatan loading yang baik. Jika dibandingkan antara Nginx vs Apache, banyak yang sepakat bahwa Nginx jauh  lebih dapat diunggulkan soal performa.

Nginx memiliki sub process management yang mampu merespon permintaan dengan baik. Selain itu server event based yang ada membuat web server tersebut minim konsumsi sumber daya dan memori.

Sedangkan Apache menggunakan struktur thread sehingga saat website memiliki traffic tinggi, performanya bisa jadi akan menurun. Ini memungkinkan Nginx memiliki kecepatan dua kali lipat dari Apache.

Keamanan Nginx vs Apache

Keamanan antara Nginx vs Apache dapat dikatakan sama. Keduanya memiliki sistem keamanan yang sangat baik. Bahkan pengembang web server mereka selalu melakukan pembaruan security patch secara berkala. Hal ini untuk mengantisipasi serangan DDos.

Secara default Nginx bisa jadi lebih unggul soal keamanan. Hal itu karena web server tersebut tidak mudah diganti. Namun Apache juga bisa memiliki keamanan yang setara dengan Nginx jika dikonfigurasi lebih lanjut.

Apakah Nginx lebih baik dalam Menangani Lalu Lintas Tinggi?

nginx vs apache

Soal penanganan lalu lintas tinggi, Nginx jauh lebih dapat diandalkan daripada Apache. Biasanya website atau e-commerce yang memiliki traffic tinggi akan menggunakan web server seperti Nginx.

Nginx memiliki kemampuan untuk meningkatkan efisiensi memori RAM sekalipun banyak permintaan yang masuk melalui lalu lintas. Hal ini karena web server tersebut berbasis server event based.

Web server tersebut memiliki kecepatan dalam menangani lalu lintas tinggi dalam waktu yang bersamaan. Ditambah lagi Nginx juga menggunakan sistem algoritma non blocking, event driven, dan asinkron. 

Tak heran jika meskipun terdapat ribuan permintaan lalu lintas yang masuk, website yang menggunakan web server Nginx akan terjaga performanya.

Mana yang lebih mudah dikonfigurasi untuk pemula?

Jika pengembang masih baru dalam menggunakan web server dan mencari kemudahan dalam melakukan konfigurasi, maka Apache bisa menjadi pilihan yang tepat.

Soal konfigurasi antara Nginx vs Apache, web server Apache jauh lebih mudah. Misalnya dari segi direktori. Web server tersebut mampu mengkonfigurasi tanpa harus mengubah konfigurasi defaultnya melalui fle .htaccess. Hal ini akan mempermudah aplikasi Content Management System (CMS) untuk menyesuaikan.

Sedangkan Nginx harus melakukan beberapa perubahan dari server karena tidak mempunyai akses konfigurasi pada tingkat direktori.

Agar Website Stabil, Jangan Asal Memilih Web Server!

Pengembang website perlu memperhatikan soal web server jika ingin performa website mereka stabil dan baik. Sebab ini menjadi faktor penting untuk meningkatkan user experience pengguna website.

Semakin baik web server yang dipilih, maka bukan tak mungkin performa website menjadi lebih baik.

Dari sekian banyak pilihan, Nginx vs Apache menjadi beberapa web server yang paling populer digunakan. Keduanya memiliki fitur dan konfigurasi yang mendukung performa terbaik website.

Meskipun keduanya sama – sama bisa diandalkan, namun ada beberapa perbedaan utama yang membuat pengembang mempertimbangkan sebelum menggunakannya.

Ada beberapa perbedaan utama antara web server Nginx vs Apache. Hal ini dapat dilihat dalam beberapa poin.

Misalnya dari segi performa. Jika dibandingkan Nginx memiliki performa yang bisa diunggulkan daripada Apache. Bahkan web server tersebut diklaim memiliki kecepatan dua kali lipat dari Apache.

Selain itu Nginx juga memungkinkan untuk mengelola permintaan lalu lintas dalam jumlah besar di waktu yang bersamaan. Bahkan web server tersebut juga mampu meminimalisir konsumsi memori RAM sehingga lebih efisien.

Berbeda dengan Apache yang skala untuk merespon permintaan lalu lintas sangat terbatas. Jika server mendapatkan lalu lintas tinggi, bukan tak mungkin performanya akan menurun.

Dari segi keamanan, keduanya dibangun dengan sistem proteksi yang sama – sama terbaik. Mereka memiliki pengembang yang selalu melakukan pembaruan terhadap security patch secara berkala.

Dengan beberapa pertimbangan tersebut, pengembang dapat memilih Nginx untuk mengelola website dengan traffic tinggi. Namun jika ingin mempelajari lebih dalam atau mengelola website dengan skala traffic rendah ke medium, bisa mencoba Apache.

Jika Anda mencari solusi web server yang handal untuk meningkatkan performa dan keamanan website Anda, Exabytes Indonesia menawarkan layanan web server yang dapat dipercaya.

Dengan infrastruktur yang kokoh dan dukungan teknis yang berkualitas, Exabytes Indonesia menyediakan web server yang dapat diandalkan untuk mengelola traffic website dengan baik.

Selamat mencoba!

vps linux mura