Menerapkan Standar Cyber Security Untuk Bisnis: Tips dan Trik Terbaik

0
1261

Cyber security mengacu pada teknologi, praktik, dan proses yang melindungi perangkat, jaringan, dan sistem informasi dari serangan siber. Dunia bisnis saat ini semakin bergantung pada teknologi dan internet. Oleh karena itu, melindungi dari serangan siber sangat penting untuk memastikan keamanan data dan kelangsungan bisnis.

Artikel ini akan membahas pentingnya menerapkan standar cyber security untuk bisnis.

Ancaman Cyber Security Untuk Bisnis

Ada banyak jenis serangan siber yang dapat merugikan bisnis, beberapa di antaranya adalah:

Serangan Malware

Malware berarti “malicious software” atau perangkat lunak berbahaya yang dimaksudkan untuk merusak atau mengganggu sistem komputer atau perangkat lunak lainnya. Serangan malware dapat terjadi dengan berbagai cara, termasuk melalui email spam, file yang diunduh dari internet, dan situs web berbahaya.

Beberapa contoh jenis malware yang umum ditemukan antara lain virus, worm, trojan horse, spyware, dan adware.

Serangan Phishing

Phishing adalah teknik penipuan online dimana email atau pesan palsu dikirim yang tampaknya berasal dari organisasi atau lembaga resmi seperti bank, lembaga keuangan, atau penyedia layanan online. Tujuan dari serangan phishing adalah untuk mendapatkan informasi pribadi dan rahasia dari para korban seperti password, nomor kartu kredit atau informasi keuangan lainnya.

Serangan phishing biasanya dilakukan melalui email yang berisi tautan atau lampiran yang tampak nyata dan meyakinkan korban untuk mengklik tautan atau membuka lampiran tersebut. Korban kemudian dialihkan ke situs web palsu yang terlihat seperti aslinya dan diminta untuk memasukkan informasi pribadi.

Serangan DDoS

Serangan DDoS (Distributed Denial of Service) adalah serangan terhadap sistem komputer atau situs web dengan mengirimkan lalu lintas internet yang sangat besar dan berlebihan yang membuat sistem atau situs web tidak dapat diakses oleh siapapun pengguna yang sah. Serangan DDoS dilakukan dengan mengambil kendali jaringan atau perangkat komputer tertentu, lalu mengirimkan lalu lintas yang padat ke sistem atau situs web target.

Serangan DDoS sering dilakukan dengan menggunakan botnet, yang terdiri dari ribuan bahkan jutaan komputer yang telah diretas atau diambil alih oleh peretas. Botnet komputer digunakan untuk mengirim lalu lintas internet dalam jumlah besar dan berlebihan ke sistem atau situs web target.

Serangan Ransomware

Serangan ransomware adalah serangan siber yang bertujuan untuk mengunci atau memblokir akses ke sistem atau data dengan cara mengenkripsi file pada perangkat korban dan meminta uang tebusan (ransom) untuk mendapatkan kembali akses data. Serangan ini biasanya dilakukan dengan mengirimkan email berisi lampiran berbahaya atau mengarahkan pengguna ke situs web berbahaya.

Setelah sistem atau data dienkripsi, pelaku akan meminta uang tebusan atau cryptocurrency sebagai imbalan untuk memberikan kunci untuk memulihkan akses ke sistem atau data. Jika tebusan tidak dibayarkan, data korban bisa hilang atau rusak permanen.

Serangan Man in the Middle

Serangan Man in the Middle (MITM) adalah jenis serangan siber yang melibatkan penyadapan atau manipulasi komunikasi antara dua pihak agar tampak seolah-olah mereka sedang berkomunikasi secara langsung, bahkan jika pihak ketiga mencuri data yang dikirimkan atau informasi rahasia.

Misalnya, dalam serangan MITM pada jaringan Wifi publik, penyerang dapat membuat jaringan Wifi palsu dengan nama yang sama dengan jaringan sebenarnya dan menunggu pengguna terhubung ke jaringan palsu. Saat pengguna terhubung ke jaringan palsu, penyerang dapat mencegat dan memanipulasi komunikasi antara pengguna dan jaringan nyata.

Serangan MITM juga dapat terjadi melalui serangan phishing, dimana penyerang membuat situs web palsu yang terlihat seperti situs web asli dan mengelabui pengguna agar memasukkan informasi pribadi. Dalam hal ini, penyerang memperoleh informasi pengguna dan menggunakan informasi ini untuk melakukan serangan MITM.

Standar Cyber Security Untuk Bisnis

Ada beberapa standar cyber security yang dapat digunakan oleh bisnis, antara lain:

ISO/IEC 27001

standar cyber security untuk bisnis ISO IEC 27001

ISO/IEC 27001 adalah standar internasional untuk manajemen keamanan informasi. Standar ini memberikan kerangka komprehensif untuk merancang, menerapkan, memantau, dan meningkatkan sistem manajemen keamanan informasi (ISMS) dalam suatu organisasi.

ISO/IEC 27001 memberikan persyaratan yang harus dipenuhi organisasi dalam mengelola resiko keamanan informasinya. Dengan mengadopsi standar ini, organisasi dapat memastikan keamanan, integritas, dan ketersediaan informasi mereka. Selain itu, ISO/IEC 27001 membantu organisasi memenuhi persyaratan hukum dan peraturan terkait keamanan informasi.

NIST Cybersecurity Framework

standar cyber security NIST Cybersecurity Framework

NIST Cybersecurity Framework (CSF) adalah kerangka kerja keamanan siber yang dikembangkan oleh National Institute of Standards and Technology (NIST) di Amerika Serikat. Kerangka kerja ini memberikan panduan tentang cara meningkatkan keamanan siber organisasi menggunakan pendekatan berbasis resiko. NIST CSF membagi keamanan siber menjadi lima domain, yaitu Identifikasi, Perlindungan, Deteksi, Respons, dan Pemulihan.

Di domain Identifikasi, organisasi harus dapat mengidentifikasi sistem dan informasi penting, serta resiko keamanan siber yang mungkin timbul pada sistem dan informasi tersebut. Domain Perlindungan mencakup langkah-langkah untuk melindungi sistem dan informasi dari serangan, seperti menerapkan kebijakan keamanan, menggunakan teknologi keamanan, dan melatih karyawan.

Domain Deteksi fokus pada pengambangan sistem deteksi dini yang dapat mendeteksi serangan secepat mungkin, sedangkan domain Respons menangani bagaimana organisasi merespons serangan keamanan siber yang terjadi. Terakhir, domain Pemulihan menjelaskan bagaimana organisasi dapat memulihkan sistem dan informasi setelah serangan keamanan siber.

NIST CSF membantu organisasi mengembangkan rencana tindakan keamanan siber dan meningkatkan kinerja keamanan siber mereka. Selain itu, CSF NIST juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk melakukan audit dan evaluasi keamanan siber dalam suatu organisasi.

Payment Card Industry Data Security Standard (PCI DSS)

standar cyber security untuk bisnis Payment Card Industry Data Security Standard (PCI DSS)

Payment Card Industry Data Security Standard (PCI DSS) adalah standar keamanan yang harus dipatuhi oleh organisasi yang menerima, memproses, atau menyimpan data pembayaran kartu kredit atau debit. Standar ini diterbitkan oleh Payment Card Industry Security Standards Council, yang dibentuk oleh empat asosiasi kartu kredit utama Visa, Mastercard, American Express, dan Discover.

PCI DSS mencakup 12 persyaratan yang harus diikuti organisasi untuk melindungi data pembayaran konsumen, seperti membuat dan memelihara jaringan yang aman, melindungi data kartu dengan enkripsi, memantau dan mengelolanya, data tagihan, akses ke sistem, serta pemeriksaan dan perbaikan sistem secara berkala. Selain itu, organisasi juga harus memiliki kebijakan keamanan yang jelas dan menyelenggarakan pelatihan rutin bagi karyawan.

Dalam PCI DSS, terdapat empat tingkat kepatuhan yang bergantung pada jumlah transaksi kartu kredit yang diproses lembaga setiap tahunnya. Level 1 adalah level tertinggi dan harus dipenuhi oleh organisasi yang memproses lebih dari 6 juta transaksi kartu kredit per tahun, sedangkan Level 4 adalah level terendah dan berlaku untuk organisasi yang memproses kurang dari 6 juta transaksi kartu kredit per tahun lebih dari 20.000 transaksi kartu kredit per tahun.

Kepatuhan PCI DSS sangat penting untuk melindungi konsumen dari pencurian identitas dan penipuan kartu kredit. Selain itu, organisasi yang tidak mematuhi standar ini dapat menghadapi denda dan hukuman dari asosiasi dan regulator kartu kredit.

Penerapan Standar Cyber Security

Setelah memilih standar cyber security yang tepat untuk bisnis kamu, langkah selanjutnya adalah menerapkan standar tersebut. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  1. Evaluasi resiko : Perusahaan harus terlebih dahulu melakukan evaluasi resiko untuk mengidentifikasi potensi ancaman terhadap sistem dan data mereka. Penilaian resiko melibatkan penilaian kemungkinan serangan dan dampaknya. Setelah resiko diidentifikasi, tindakan pencegahan dan perbaikan dapat diambil.
  2. Pelatihan karyawan : Karyawan yang menyadari resiko keamanan siber dapat membantu mencegah serangan keamanan. Oleh karena itu, melatih karyawan tentang praktik keamanan siber sangat penting untuk memitigasi resiko keamanan.
  3. Keamanan jaringan : Bisnis membutuhkan perlindungan jaringan yang kuat untuk melindungi sistem dan data mereka dari ancaman eksternal. Ini mungkin termasuk penggunaan firewall, enkripsi data, dan penggunaan perangkat lunak antivirus.
  4. Manajemen akses : Perusahaan harus memastikan bahwa hanya karyawan yang berwenang yang memiliki akses ke data dan sistem sensitif. Ini dapat dilakukan dengan memberikan akses berdasarkan tingkat otoritas dan menggunakan otentikasi dua faktor.
  5. Sistem pemantauan : Bisnis harus secara teratur memantau sistem mereka untuk aktivitas mencurigakan dan serangan keamanan. Pemantauan sistem harus mencakup pemeriksaan log dan pemantauan lalu lintas jaringan.
  6. Pemulihan bencana : Bisnis harus memiliki rencana pemulihan bencana untuk memastikan mereka dapat memulihkan sistem dan data mereka setelah serangan keamanan atau bencana alam.

Kesimpulan

Kesimpulannya, penerapan standar keamanan siber seperti ISO/IEC 27001, NIST Cybersecurity Framework, dan Payment Card Industry Data Security Standard (PCI DSS) sangat penting bagi bisnis untuk melindungi data konsumen dan mencegah serangan siber. Ini juga dapat membantu bisnis mematuhi peraturan yang berlaku dan menghindari denda atau penalti.

Misalnya, Exabytes, penyedia web hosting dan domain, memahami pentingnya keamanan siber dan telah memperoleh sertifikasi ISO/IEC 27001. Hal ini menunjukkan bahwa Exabytes telah memenuhi persyaratan standar keamanan global untuk melindungi data konsumen dan memastikan kerahasiaannya di web hosting dan domain.

Dalam dunia bisnis yang semakin terhubung secara digital, berinvestasi dalam keamanan siber sangat penting untuk menjaga kepercayaan konsumen dan kelangsungan bisnis. Dengan menerapkan standar keamanan yang sesuai dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, bisnis dapat memberikan layanan yang aman dan andal kepada konsumen.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments