Seiring waktu berjalan, era digital kian merajai segala aspek kehidupan. Tak terkecuali pada aspek bisnis yang kian merambah ke arah digital. Istilah digital marketing pun kian akrab di telinga. Segala bentuk digital marketing seperti content marketing, video marketing, hingga email marketing pun digadang-gadang sebagai strategi jitu guna menaikkan bisnis penjualan.
Namun hal yang perlu diperhatikan pula oleh pelaku bisnis digital adalah bagaimana memanfaatkan email marketing tools sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan pelanggan serta meningkatkan consumer engagement.
Tidak jarang strategi yang dijalankan dalam mengelola email marketing belum maksimal sehingga angka unsubscribe rate pun semakin meningkat. Nah, apabila Exabytes Friends sedang mencari referensi untuk mengurangi unsubscribe rate, maka kalian berada di tempat yang tepat. Karena pada artikel kali ini akan dibahas mulai dari apa itu unsubscribe rate hingga tips dan trik jitu untuk menguranginya.
Daftar Isi
Apa Itu Unsubscribe Rate?
Unsubscribe rate adalah nilai persentase pelanggan yang memilih untuk berhenti berlangganan menerima email dari sebuah perusahaan. Dengan kata lain, angka unsubscribe rate menunjukkan jumlah pengguna yang lebih memilih untuk keluar dari daftar penerima email marketing.
Untuk tahu seberapa besar angka unsubscribe rate dari email marketing kalian, maka gunakan rumus perhitungan di bawah ini:
Unsubscribe Rate % = (jumlah total pelanggan perusahaan / jumlah email yang terkirim) x 100
Rumus di atas akan membantu Exabytes Friends dalam menghitung persentase dari unsubscribe rate. Melalui rumus tersebut, kalian juga dapat melakukan evaluasi terkait strategi selanjutnya yang perlu dilakukan guna mengurangi angka unsubscribe rate.
Cara Jitu Mengurangi Unsubscribe Rate
Kita telah sampai pada pembahasan inti dari topik artikel kali ini. Sudah penasaran bagaimana tips untuk mengurangi angka unsubscribe rate? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Menggunakan Domain Email yang Profesional
Mengirimkan email newsletter kepada para pelanggan bisnis kalian menggunakan domain Google (gmail.com) atau Yahoo (yahoo.com) memang sah-sah saja. Namun selain dapat membuat email yang terkirim terdeteksi sebagai spam, hal tersebut juga mengurangi nilai profesionalitas dan kredibilitas dari perusahaan.
Mulailah menggunakan domain email yang mewakili perusahaan seperti @nama perusahaan. Dengan seperti itu, para pelanggan yang menerima email dapat langsung mengenali pengirim email serta menumbuhkan kepercayaan untuk membacanya.
Melalui survey online yang dihimpun oleh Verisign, diperoleh fakta bahwa sebesar 71% bisnis menengah ke bawah percaya bahwa menggunakan email dengan domain perusahaan mampu meningkatkan rasa kepercayaan para calon pelanggan serta meningkatkan kredibilitas dari perusahaan.
Diharapkan dengan mulai menggunakan domain email yang lebih profesional, angka unsubscribe rate dapat menurun. Nah, bagi Exabytes Friends yang masih bingung cara untuk mendapatkan domain email perusahaan, maka dapat menggunakan layanan dari Exabytes yaitu Email Marketing dengan harga yang sangat ramah di kantong.
Membuat Personalisasi Email
Benarkah personalisasi email dapat mengurangi unsubscribe rate? Ternyata memang benar, loh! Hal tersebut juga didukung dengan data valid yang berhasil dihimpun mtarget.co. Bahwa personalisasi email dapat meningkatkan open rate hingga 29%.
Pelanggan akan lebih merasa tersanjung, terkesan, dan tertarik apabila membuka email yang mencantumkan nama mereka pada subjek email. Membuat personalisasi email juga dapat dijadikan sebagai ajang pembuktian bahwa perusahaan benar-benar mengenali pelanggan mereka.
Langkah awal dalam membuat personalisasi email dapat dimulai dengan mengumpulkan data diri pelanggan ketika mereka melakukan sign-up. Nah, kalau bisa data nama dan lokasi pelanggan dicantumkan pada subject bahkan body message email. Karena email yang menggunakan personalisasi subject dan body message dapat meningkatkan open rate hingga enam kali lipatnya.
Membuat User Segmentasi
User segmentasi sangat mempermudah agar email newsletter yang dikirimkan dapat sampai pada target audiens yang tepat. User segmentasi dapat dibuat berdasarkan beberapa parameter, seperti lokasi, minat, hobi, jabatan, industri, bahkan konten favorit yang paling disukai.
Sebagai contoh, email newsletter mengenai event grand opening di Surabaya yang hanya dikirimkan pada pelanggan Surabaya. Dengan begitu, para penerima email akan merasa lebih tertarik karena mereka dapat mengikuti acara grand opening sambil memperoleh diskon produk. Sehingga ke depannya, pelanggan tidak akan melakukan unsubscribe karena menganggap email newsletter bermanfaat bagi mereka.
Buat Subjek Email Secara Kreatif dan Menarik
Ketika memeriksa kotak masuk email, tentu hal yang menarik perhatian pertama kali adalah subjek email. Subjek email yang terlalu panjang dan membosankan hanya akan membuat email berakhir di spam.
Sedikit tips untuk mengurangi unsubscribe rate adalah dengan menyajikan subjek email secara singkat, padat, jelas, to-the-point, dan mudah dipahami. Hindari penggunaan huruf kapital dan tanda seru, karena dalam psikologi marketing, hal tersebut terkesan “memaksa”. Sebagai gantinya, gunakan pendekatan kata-kata yang lebih lunak dan enak dibaca.
Tips selanjutnya adalah menghindari penggunaan kata-kata yang secara jelas menunjukkan sedang promosi, seperti “gratis”, “murah”, “diskon”, “promo”, dan sebagainya. Subjek email seperti itu dapat membuat pelanggan malas membuka email karena merasa sedang “diprospek” dan menganggap isi email tidak bermanfaat bagi mereka karena hanya berisi promosi bisnis.
Exabytes Friends dapat menyajikan copywriting pada subjek email yang memancing rasa penasaran pelanggan, sebagai contoh : “Cari tahu bagaimana tips mengembangkan bisnis ala Kaesang Pangarep”.
Sajikan Copywriting yang Unik dan Asik
Dalam rangka mengurangi unsubscribe rate, sebuah bisnis tentu saja membutuhkan copywriting. Copywriting sebagai sebuah teknik penulisan untuk mempersuasi pelanggan dapat dimanfaatkan guna menarik perhatian pembaca email.
Dalam dunia bisnis, terdapat berbagai jenis copywriting, di antaranya Personal Headline, Urgent Headline, List Headline, Selective Headline, Curiosity Headline, Question Headline, Benefit Headline, News Headline, Gimmick Headline, Inspirational Headline, Command Headline, Claim Headline, Versus Headline, Testimonial Headline, dan Statistical Headline.
Sebagai contoh, pada Gimmick Headline biasanya menggunakan gaya bahasa dengan penggunaan kata yang berulang dan permainan bunyi. Berikut disajikan satu contoh kalimat copywriting Gimmick Headline : “Nikmati hosting secara mudah melalui layanan Exabytes yang selalu murah”.
Sedikit tips untuk Exabytes Friends agar menghasilkan copywriting yang unik adalah melakukan analisa kebutuhan pelanggan serta menerapkan prinsip “riding the wave” atau memanfaatkan momen tren untuk menggaet pembaca email agar tertarik.
Memasukkan CTA (Call To Action) Pada Email
Email Newsletter yang baik adalah tidak hanya memberikan informasi bermanfaat bagi pelanggan, tetapi juga menyajikan tautan ke halaman lain untuk melengkapi informasi tersebut. Tautan pada email dapat dihadirkan melalui CTA (Call To Action).
CTA yang tertaut pada email dapat membantu untuk meningkatkan konversi penjualan, daily active users, hingga mengurangi angka unsubscribe rate.
Dalam sebuah email bisnis, biasanya CTA ditempatkan untuk tujuan yang berbeda-beda. Beberapa jenis CTA sesuai dengan tujuannya yaitu untuk Lead Generation, pengisian formulir, button “baca selengkapnya”, menawarkan produk, social sharing, Lead Nurturing, hingga promosi event.
Memasukkan Gambar Pada Email
Email Newsletter yang hanya berisi tulisan saja akan membuat pembacanya mudah mengantuk dan bosan. Untuk mengatasi hal tersebut, kalian dapat menambahkan satu atau dua gambar yang menarik dan relevan dengan isi email.
Gambar dengan perpaduan warna yang warm dan netral dapat menarik minat baca dari audiens. Fakta tersebut didukung dari data yang dihimpun oleh Neil Patel yaitu sebesar 85% alasan seseorang membeli sebuah produk adalah karena warna.
Wanita cenderung menyukai warna ungu, biru, putih, dan hijau. Sehingga untuk menarik minat baca pelanggan wanita, kalian dapat memasukkan unsur warna tersebut dalam gambar yang termuat pada email.
Sedangkan laki-laki cenderung menyukai warna merah, hitam, coklat, biru, dan hijau. Oleh karena itu, untuk mencuri perhatian pembaca laki-laki, tambahkan unsur warna tersebut dalam gambar yang termuat pada email.
Perhatikan Frekuensi Pengiriman Email
Sebuah perusahaan harus mempertimbangkan frekuensi pengiriman email kepada pelanggan mereka. Karena apabila email yang terkirim terlalu banyak, akan membuat pelanggan merasa risih dan terganggu hingga akhirnya melakukan unsubscribe.
Selain itu, jumlah pengiriman email yang membludak dapat menyebabkan email dikategorikan sebagai spam. Sedikit tips dari Exabytes, sebaiknya perusahaan mengirimkan email sejumlah 5 hingga 8 dalam setiap bulan. Perusahaan juga dapat melakukan survey guna mengetahui feedback pelanggan terhadap email yang mereka terima.
Sebaiknya perusahaan juga menghindari email blast. Karena strategi tersebut sangat berpengaruh dalam peningkatan unsubscribe rate. Mengirim email hanya pada target audiens sesuai segmentasi lebih membantu dalam meningkatkan open rate email.
Melakukan Split Testing
Melakukan split testing pada email sangat berguna untuk mengurangi unsubscribe rate. Karena melalui split testing, dapat diketahui jenis email seperti apa yang paling disukai oleh pelanggan. Untuk melakukan split testing, kalian dapat membagi penerima email ke dalam dua hingga tiga segmentasi.
Lalu masing-masing segmentasi akan menerima email yang berbeda (variasi berdasarkan perbedaan subject lines, call to action, body message, hingga desain email). Nah, dari segmentasi tersebut, kita dapat melihat jenis email dengan open rate paling tinggi untuk dijadikan pedoman kaidah dalam strategi email newsletter selanjutnya.
Buat Email Secara Responsif
Ketika membuat desain email, sebaiknya juga mempertimbangkan agar desain tersebut tetap responsif (dapat dibuka melalui mobile dan desktop). Karena biasanya banyak pelanggan yang lebih memilih untuk mengecek email melalui smartphone. Jika email yang mereka buka melalui smartphone memiliki tampilan yang tidak responsif, maka dipastikan mereka langsung melakukan unsubscribe.
Maka dari itu, usahakan untuk menyajikan desain email yang sederhana tetapi responsif. Serta subject lines yang masih bisa terbaca meskipun muncul melalui pop-up push notification di smartphone.
Perhatikan Waktu Pengiriman Email
Waktu pengiriman email dapat mempengaruhi keputusan pelanggan dalam melakukan unsubscribe. Mengetahui kapan waktu pengiriman yang tepat akan mampu mengurangi angka unsubscribe rate secara signifikan. Lalu kapan waktu terbaik untuk mengirim email newsletter pada pelanggan?
Sedikit tips dari Exabytes, sebaiknya perusahaan mengirimkan email pada hari Selasa – Kamis di jam kerja. Hindari pengiriman pada weekend karena membuat pelanggan merasa jatah libur dan istirahat mereka terganggu akan notifikasi email.
Pada weekdays terutama di jam-jam kerja, pelanggan akan sering mengecek email untuk kebutuhan pekerjaan mereka. Sehingga impresi terkait email newsletter pun akan meningkat. Pelanggan bisa membuka email newsletter di sela-sela jam kerja ketika mereka beristirahat.
Apabila masih ragu terkait waktu terbaik mengirim email, kalian dapat mengamati data CTR open rate email selama beberapa bulan ke belakang. Melalui data CTR tersebut, dapat diketahui pola engagement pelanggan ketika mereka menerima email.
Pastikan Email yang Terkirim Memiliki Waktu Load yang Cepat
Email yang memiliki lampiran dengan size yang besar dapat mengakibatkan kecepatan load menjadi lambat. Pelanggan yang menerima email dengan load lambat akan merasa terganggu dan waktu mereka terbuang percuma. Sehingga hal tersebut dapat meningkatkan jumlah unsubscribe.
Sebaiknya hindari melampirkan gambar yang terlalu banyak pada email, cukup satu hingga dua gambar saja. Selain itu, pastikan landing page CTA yang tercantum pada email memiliki kecepatan koneksi yang tinggi sehingga tidak membuat penerima email menunggu terlalu lama untuk membukanya. Kecepatan loading pada email juga dapat diatasi dengan memilih platform email blast yang tepat dan terpercaya.
Kesimpulan
Email Marketing memegang peranan penting sebagai strategi untuk meningkatkan Lead Generation, brand personality, brand engagement, hingga conversion rate. Keunggulan email marketing lainnya yaitu informasi tentang produk dapat tersampaikan secara cepat dan praktis kepada pelanggan.
Ketika menjalankan strategi email marketing, hal yang wajib diperhatikan oleh perusahaan adalah angka dari unsubscribe rate. Unsubscribe rate yaitu nilai persentase pelanggan yang memilih untuk berhenti berlangganan menerima email dari sebuah perusahaan.
Beberapa tips jitu dan wajib dicoba dari Exabytes guna mengurangi angka unsubscribe rate yaitu menggunakan domain email yang profesional, membuat personalisasi email, membuat user segmentasi, membuat subjek email secara kreatif dan menarik, menyajikan copywriting yang unik dan asik, dan memasukkan CTA (Call To Action) pada email.
Cara lainnya adalah dengan memasukkan gambar pada email, perhatikan frekuensi pengiriman email, melakukan split testing, membuat email secara responsif, memperhatikan waktu pengiriman email, serta memastikan email yang terkirim memiliki waktu load yang cepat.
Nah, cukup sekian pembahasan kali ini mengenai Unsubscribe Rate. Semoga bermanfaat bagi Exabytes Friends, ya! Bagi kalian yang ingin membaca artikel-artikel menarik lainnya mengenai website dan tips pembuatan konten, maka dapat mengunjungi blog Exabytes. Selain itu, Exabytes juga menyediakan jasa digital marketing dan jasa iklan Google Ads, loh!
Jangan lupa pula untuk subscribe agar tak ketinggalan konten artikel up-to-date lainnya. Sampai jumpa!