Ketahui Pentingnya Product Development Bagi Bisnis!

0
2631

Apabila ingin menekuni dunia bisnis, tentu Exabytes Friends harus memiliki “produk” yang akan dijual dan ditawarkan kepada masyarakat. Oleh karena itu, sebuah produk dapat dianalogikan sebagai jantung bisnis. Produk yang up-to-date dan inovatif dapat mengantarkan perusahaan ke gerbang kesuksesan jangka panjang. 

Perkembangan zaman yang terus melaju dengan cepat membuat persaingan global kian memanas. Apabila produk yang kalian ciptakan tidak dapat mengikuti arus perubahan zaman, sudah dipastikan konsumen kalian akan terus tergerus secara perlahan.

Sehingga dibutuhkan inovasi, kreativitas, dan ide-ide segar untuk terus mengembangkan produk agar tetap relevan di pangsa pasar yang terus berubah. Ketiga hal tersebut dapat ditemukan dalam Product Development. 

Product Development juga dibutuhkan untuk meningkatkan branding perusahaan. Konsumen akan terus merasa puas dan tertarik apabila produk yang mereka beli terus up-to-date dan tak ketinggalan zaman.

Mengenal Product Development

Mengenal strategi Product Development untuk memastikan produk tetap digemari konsumen. (Sumber: Shutterstock)
Mengenal strategi Product Development untuk memastikan produk tetap digemari konsumen. (Sumber: Shutterstock)

Sebelum kita membahas lebih detail tentang bagaimana cara meningkatkan omset bisnis melalui Product Development, sebaiknya kita berkenalan dulu nih tentang seluk-beluk dari Product Development sendiri. Yuk, simak selengkapnya pada pembahasan di bawah ini! 

Apa Itu Product Development? 

Secara harfiah, pengertian Product Development menurut Product Plan adalah semua tahap yang dilakukan untuk mengembangkan sebuah produk yang datang dari ide atau konsep melalui market release dan tahap lainnya. 

Nah, jika disederhanakan, Product Development yaitu serangkaian proses yang berfungsi untuk mengembangkan produk hingga siap terjun ke masyarakat. Proses yang dimaksud dalam Product Development adalah brainstorming ide, pembuatan konsep, desain produk, menentukan strategi pemasaran (strategi social media marketing maupun konvensional marketing), hingga proses market release dan rebranding

Terdapat pula istilah “New Product Development” yang memiliki arti proses keseluruhan dalam menciptakan sebuah produk atau layanan jasa mulai dari ide, bdckground, konsep, market positioning, psikologi marketing, desain, prototype, hingga tahap pemasaran. 

Dalam membuat strategi Product Development, biasanya dibutuhkan pemahaman mendalam mengenai tiga konsep berikut: 

Konsep Product Development Fungsi
Desirability (Pengguna) Menjelaskan mengenai apa yang saat ini sedang dibutuhkan oleh target pasar kita
Feasibility (Teknologi) Menjelaskan mengenai sarana penunjang yang dibutuhkan agar produk dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Viability (Bisnis) Anggaran, modal, keuangan, laba, investasi, conversion rate, churn rate, dan apa pun yang berkaitan dengan keuangan untuk mendukung proses pengembangan produk.

Mungkin Exabytes Friends sempat penasaran, siapa sih sebenarnya yang bertanggung jawab dalam menjalankan proses Product Development? Pada umumnya, Product Development merupakan tanggung jawab dari tim Product Strategist yang dipimpin oleh seorang “Product Manager”. 

Untuk dapat menetaskan strategi Product Development yang baik, biasanya Product Manager harus Menyusun PRD (Product Requirement Document) terlebih dahulu. PRD dapat berisi seluruh prototype desain dari produk yang akan dirilis, mockup dan preview, user interface (UI), fungsionalitas produk, output yang diharapkan, UX Flow, hingga rencana Usability Testing.

Contoh Product Development

Contoh penerapan Product Development dalam pembuatan furniture. (Sumber: Shutterstock)
Contoh penerapan Product Development dalam pembuatan furniture. (Sumber: Shutterstock)

Salah satu tips dalam merancang Product Development adalah sebisa mungkin menghasilkan produk yang timeless (terus dibutuhkan masyarakat sehingga tidak tergerus arus perubahan zaman) agar tidak perlu repot-repot melakukan pembaharuan produk secara terus-menerus. 

Contoh produk yang timeless adalah sepatu olahraga atau sepatu kets dengan desain yang simpel dan warna yang netral. Atau menciptakan produk perawatan tubuh yang dapat menarik konsumen untuk terus menggunakannya dan repurchase ketika produk yang mereka beli telah habis. 

Salah satu contoh Product Development adalah sebuah platform open order masakan nusantara yang tersedia di website dan apps yang sedang dikembangkan oleh KapanLagi Youniverse. Platform tersebut bernama ManisdanSedap. Produk ini berangkat dari keluhan para UMKM atau bisnis rumahan kecil yang kesulitan dalam memasarkan produk dagangan mereka.

Melalui inovasi yang matang dan melibatkan teknologi digital, ManisdanSedap berupaya untuk mengembangkan sebuah sistem dengan segmentasi tiap kota di Indonesia untuk membantu para UMKM dan bisnis mikro dalam memasarkan produk jualan mereka. Secara model bisnis, tim pun telah melakukan riset untuk menemukan model bisnis yang efisien dan tepat guna agar tetap sesuai dengan visi misi KapanLagi Youniverse. 

Dari contoh Product Development tersebut, dapat diketahui elemen pentingnya yaitu: 

  Desirability (Pengguna): UMKM, bisnis mikro, serta masyarakat Indonesia yang ingin mencoba berbagai masakan khas nusantara.

  Feasibility (Teknologi): Responsive website and apps dengan UI/UX yang User Friendly sehingga mempermudah proses transaksi jual beli berlangsung.

  Viability (Bisnis): Model bisnis yang dapat membantu UMKM tetapi tetap sesuai dengan visi misi perusahaan pengembang.

Tools Product Development

Nah, setelah belajar mengenai pengertian dan contoh Product Development, sekarang saatnya kita menggali ilmu tentang tools-tools yang biasa digunakan oleh Product Manager. 

Trello 

Trello adalah sebuah platform online untuk Product Development yang memungkinkan sebuah tim untuk merencanakan, memantau, dan mengelola pekerjaan mereka secara praktis dan terukur.

Trello juga dapat membantu kalian dalam melacak progress dari pengembangan produk yang sedang dilakukan. Beberapa fitur menarik yang dimiliki oleh Trello adalah to-do-list, fitur chat, team management tool, CRM, hingga fitur untuk menghubungkan dengan Spreadsheet, Excel, Google Calendar, Google Drive, dan lainnya. 

Proto.io 

Proto.io dapat membantu proses Product Development dalam menciptakan sebuah prototipe desain maupun mockup UI/UX desain. Tools satu ini sangat membantu para Product Manager untuk menyampaikan ide dan konsep produk melalui preview desain yang interaktif dan menarik. 

Typeform

Ketika produk baru telah diluncurkan, tentu saja kita ingin mengetahui respon masyarakat terhadap produk tersebut, bukan? Nah, Typeform dapat digunakan untuk membantu mengumpulkan user feedback guna memantau keberhasilan produk dan menentukan strategi Product Development yang tepat di masa mendatang. 

Hotjar

Hotjar merupakan sebuah tools analisis untuk membantu proses pengumpulan data kualitatif dari pengunjung situs website. Hotjar sangat membantu dalam proses Product Development karena dapat mengetahui data-data pendukung yang sangat bermanfaat dalam proses pengembangan produk selanjutnya.

Selain keempat tools di atas, sebenarnya masih banyak lagi tools terbaik dan bermanfaat yang sangat membantu dalam proses Product Development, di antaranya yaitu Monday.com, Slack, Zoho, Mixpanel, Craft.io, Clubhouse, Pendo, Planview, Favro, Amplitude, dan SurveyMonkey. 

Strategi Product Development

Setelah pada bagian sebelumnya Exabytes Friends belajar tentang konsep-konsep dasar dalam Product Development mulai dari pengertian, contoh, hingga tools yang biasa digunakan, maka kali ini akan belajar mengenai fungsi serta peranannya dalam sebuah bisnis.

Ciri Perusahaan Membutuhkan Product Development

Ada beberapa ciri yang menjadi indikasi sebuah perusahaan harus segera meluncurkan produk baru atau menerapkan strategi Product Development. 

Eskalasi Bisnis Melambat

Ciri pertama perusahaan membutuhkan Product Development adalah bisnis mengalami stuck atau tidak adanya pertumbuhan signifikan dalam kurun waktu tertentu.

Langkah pertama mengatasi hal ini yaitu brainstorming untuk menemukan pain point penyebab bisnis melambat. Lalu setelah menemukan penyebabnya, maka lakukan desk research untuk membandingkan dengan kompetitor dan menganalisis ide produk terbaik yang cocok dengan kondisi pasar saat itu dan target konsumen yang diinginkan.

Permintaan Terhadap Produk Terus Berkurang 

Perusahaan harus waspada dan mulai was-was ketika permintaan terhadap suatu produk terus berkurang secara signifikan. Hilangnya minat dan ketertarikan konsumen terhadap produk kalian menjadi sinyal bahwa Product Development harus segera dilakukan.

Memang turunnya konversi penjualan dapat terjadi kapan pun. Namun, jika penurunan tersebut terjadi secara terus-menerus dalam jangka waktu yang panjang, maka sudah tidak ada alasan lagi untuk tidak memperbarui produk atau menciptakan produk baru yang mungkin lebih disukai pasar. 

Dengarkan Feedback Pelanggan

Feedback pelanggan sangat berpengaruh dalam proses Product Development. (Sumber: Shutterstock)
Feedback pelanggan sangat berpengaruh dalam proses Product Development. (Sumber: Shutterstock)

Bisa saja konversi penjualan produk dari perusahaan kalian masih stabil tetapi sebenarnya pelanggan mulai merasa bosan dan menginginkan perubahan. Nah, inilah gunanya mengapa sebuah brand harus sering mendengarkan suara para konsumen mereka. 

Loyal konsumen yang mulai merasa bosan dan tidak tertarik lagi dengan produk adalah hal yang fatal. Hal tersebut dapat diatasi dengan memperbarui produk melalui inovasi dan ide-ide kreatif sehingga produk yang diluncurkan tetap segar dan menawan di mata konsumen. 

Kompetitor Baru Mulai Bermunculan

Keep your eyes on the competitor. Memang di dunia bisnis, persaingan adalah hal yang wajar. Namun terus melakukan pembaharuan dan pengembangan produk agar tetap eksis di pangsa pasar adalah hal wajib dilakukan.

Sebuah perusahaan harus tetap memantau kondisi pesaing atau kompetitor. Apabila sudah mulai bermunculan kompetitor baru, maka tandanya Product Development perlu segera dilakukan agar loyal konsumen tetap setia pada produk yang kalian tawarkan. 

Fungsi Product Development

Yuk, lengkapi pemahaman mengenai Product Development dengan mengetahui apa saja fungsinya dan peran pentingnya dalam bisnis! Simak selengkapnya pada penjelasan di bawah ini, ya!

Membuka Kesempatan Pangsa Pasar yang Lebih Lebar

Fungsi dari Product Development yang pertama yaitu mampu memperluas pangsa pasar. Apabila melakukan pembaharuan atau meluncurkan produk baru, maka otomatis jangkauan pasar dari perusahaan akan semakin luas. Dengan begitu, akan semakin banyak new users yang dapat diakuisisi dan diprospek untuk berlangganan produk.

Exabytes Friends juga dapat menerapkan konsep Marketing Funnel untuk memperoleh Lead Generation yang lebih maksimal dari strategi Product Development yang dijalankan. 

Meningkatkan Konversi Penjualan

Dengan melakukan Product Development secara rutin dan berkala, maka calon konsumen yang menjadi target pasar akan lebih penasaran dan tertarik dengan produk. Produk yang itu-itu saja tanpa ada inovasi akan mudah membuat konsumen bosan dan beralih pada kompetitor. 

Sehingga melalui strategi Product Development dan soft-selling yang mumpuni, diharapkan konversi penjualan dapat terus ditingkatkan secara signifikan. 

Lebih Dekat dengan Konsumen

Ciri dari produk yang baik adalah dapat mengatasi masalah yang dihadapi oleh target konsumen kita. Tentu saja untuk menghasilkan produk tersebut dibutuhkan riset mendalam terlebih dahulu. Nah, melalui Product Development, kita dapat terus meningkatkan utilisasi dan efisiensi produk agar mampu mengatasi segala kebutuhan konsumen.

Dengan begitu, bonding antara brand dan konsumen pun semakin erat terjalin karena perusahaan dianggap mampu mengerti kebutuhan dan keinginan para konsumen. 

Lebih Unggul dari Kompetitor

Dengan melakukan pengembangan serta pembaharuan produk terus-menerus secara berkala, maka konsumen tidak akan cepat bosan dan terus tertarik dengan produk yang kita tawarkan. Hal tersebut dapat menjadi nilai tambah dibandingkan kompetitor.

Hasil riset yang dilakukan oleh University College London melalui statement “When we see something new, we see it has a potential for rewarding us in some way.” Konsumen memiliki kecenderungan merasa tertarik dan penasaran tiap kali sebuah perusahaan merilis produk atau layanan baru.

Tahap-Tahap Product Development yang Wajib Diketahui

Memahami tahap-tahap Product Development dapat membantu dalam menghasilkan produk yang baik. (Sumber: Shutterstock)
Memahami tahap-tahap Product Development dapat membantu dalam menghasilkan produk yang baik. (Sumber: Shutterstock)

Nah, sekarang saatnya kita membahas mengenai tahapan-tahapan yang diperlukan untuk menghasilkan proses Product Development yang baik.

Menentukan Product North Star dan Product Vision

Sebelum tahap brainstorming ide, ada satu tahapan yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu menentukan Product North Star dan Product Vision. Tim produk yang dipimpin oleh Product Manager dapat menjalankan sharing session untuk menyamakan pikiran dan pendapat terkait target dari produk yang ingin dicapai, visi misi, output, goals, dan lainnya.

Tahapan ini dapat juga dibarengi dengan sharing user voice atau user feedback agar penentuan Product North Star dan Product Vision dapat tepat sasaran pada target. 

Brainstorming Ide

Tahap selanjutnya adalah brainstorming ide untuk menentukan pembaruan fitur atau pengembangan produk yang cocok dilakukan guna meningkatkan konversi penjualan dan user engagement.

Tahap brainstorming ide dapat dilakukan melalui proses Lightning Decision Jam untuk mencari Pin-Point dari problem yang ingin diselesaikan. Dapat pula menggunakan metode Crazy Eight Solution atau metode lainnya yang menarik dan cocok digunakan untuk brainstorming.

Impact Effort Analysis

Metode Impact Effort Analysis untuk mempermudah dalam menentukan urgensitas produk baru. (Sumber: Shutterstock)
Metode Impact Effort Analysis untuk mempermudah dalam menentukan urgensitas produk baru. (Sumber: Shutterstock)

Dari ide-ide yang terkumpul, Product Manager dapat mengklasifikasikannya melalui metode Impact Effort Analysis. Ide produk dengan high impact low effort (dapat memberi dampak besar tetapi proses pengerjaannya tidak terlalu susah) dapat dieksekusi terlebih dahulu.

Sedangkan ide dengan low impact high effort dapat disisihkan terlebih dahulu atau ditunda pengerjaannya karena membutuhkan proses yang sulit namun hasil yang diberikan diperkirakan sangat kecil. 

High-Fidelity Design Prototype

Contoh High Fidelity Prototype dalam bentuk Smartphone Mockup. (Sumber: Shutterstock)
Contoh High Fidelity Prototype dalam bentuk Smartphone Mockup. (Sumber: Shutterstock)

Dalam ranah lingkup Product Development, dikenal sebuah istilah bernama “High-Fidelity Prototype”. Jenis prototipe satu ini menggambarkan ide produk ke dalam bentuk mockup yang menyerupai bentuk asli dari ide produk yang akan digarap. 

Mockup tersebut dapat berupa User Interface Design pada smartphone atau pun website. Tujuan dari High-Fidelity Design Prototype adalah agar tim desain dan tim engineer dapat mengira-ngira apakah produk tersebut dapat dikerjakan dalam tenggat waktu yang ditentukan sebelum dirilis. 

Usability Testing

Tahap Usability Testing untuk memvalidasi efisiensi dan efektivitas produk. (Sumber: Shutterstock)
Tahap Usability Testing untuk memvalidasi efisiensi dan efektivitas produk. (Sumber: Shutterstock)

Usability Testing sering pula disebut dengan tahap “Phase Discover”. Tahap ini untuk memvalidasi bahwa produk baru yang akan diluncurkan benar-benar telah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.

Usability Testing dapat dilakukan dengan cara mengundang beberapa konsumen yang loyal untuk mencoba terlebih dahulu produk baru tersebut. Mereka dapat menilai dan memberikan feedback terhadap produk sesuai dengan user experience yang mereka rasakan. 

Feedback dari konsumen tersebut dapat dijadikan sebagai parameter untuk mengukur seberapa efektif dan efisien produk sebelum diluncurkan.

Mengukur Pertumbuhan Produk dengan Framework AARRR

Framework AARRR yang sering digunakan untuk memantau hasil pengembangan produk. (Sumber: Shutterstock)
Framework AARRR yang sering digunakan untuk memantau hasil pengembangan produk. (Sumber: Shutterstock)

Tahap terakhir dari proses Product Development adalah memantau serta mengukur seberapa efisien produk baru yang telah dirilis. Proses yang dilakukan dapat melalui sebuah Framework bernama “AARRR”.

AARRR merupakan singkatan dari Acquisition, Activation, Retention, Referral, dan Revenue. Framework AARRR adalah lima tahapan metrik paling penting yang digunakan untuk mengukur sebuah produk.

Framework AARRR

Fungsi

Acquisition Menilai seberapa banyak konsumen baru yang berhasil diakuisisi. 
Activation Menilai pengalaman pertama penggunaan produk. Akan sia-sia jika kita berhasil mendapatkan banyak konsumen baru tetapi mereka merasa tidak puas dan langsung berhenti berlangganan.
Retention Mengukur Retention Rate dari produk. Jadi, tahap Retention digunakan untuk mempertahankan konsumen agar terus berlangganan produk dan tidak beralih kepada kompetitor.
Referral Mengukur seberapa banyak konsumen yang merasa puas dengan produk sehingga mereka merekomendasikannya kepada kolega atau keluarga terdekat.
Revenue Mengolah strategi dalam rencana monetisasi. Sebagai contoh, kita dapat menganalisis apakah keuntungan lebih banyak diperoleh dengan meningkatkan Customer Lifetime Value (CLV) atau mengurangi Customer Acquisition Cost (CAC). 

Kesimpulan

Product Development sangat berperan penting dalam proses pengembangan produk baru. (Sumber: Shutterstock)
Product Development sangat berperan penting dalam proses pengembangan produk baru. (Sumber: Shutterstock)

Product Development adalah sebuah strategi pengembangan dan pembaruan produk untuk memastikan bahwa produk dari perusahaan tetap eksis dan dapat bersaing di pangsa pasar. Product Development yang dilakukan secara berkala juga dapat menjaga hubungan dengan konsumen agar mereka tidak beralih kepada kompetitor. 

Lalu, sebenarnya apa sih Product Development itu? Product Development yaitu serangkaian proses yang berfungsi untuk mengembangkan produk hingga siap terjun ke masyarakat. Exabytes Friends harus memahami segala seluk-beluk tentang Product Development mulai dari pengertian, contoh, tools yang sering digunakan, fungsi, tahapan, dan peran pentingnya dalam bisnis.

Nah, cukup sekian pembahasan kali ini mengenai peran penting Product Development. Semoga bermanfaat, ya! Bagi kalian yang ingin membaca artikel-artikel menarik lainnya mengenai website dan tips pembuatan konten, maka dapat mengunjungi blog Exabytes.

Selain itu, bagi Exabytes Friends yang ingin beli Microsoft Office 365 untuk memenuhi kebutuhan Product Development, dapat mengunjungi laman Exabytes. Harga Office 365 yang disediakan oleh Exabytes juga sangat ekonomis dan terjangkau, loh!

Dan jangan lupa subscribe agar tak ketinggalan konten artikel up-to-date lainnya. Sampai jumpa!

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments